Long chapter ahead !
.
.
.
.
.
Di tengah acara, Jisung, Minho, Chan, Changbin, dan Felix beranjak menuju taman belakang. Sisa geng Minho sudah ia suruh pulang, toh mereka juga tak melakukan banyak hal di sana.
Jantung Jisung berdegup kencang, apa yang akan terjadi setelah ini?
Memasuki taman belakang, Taeyong terlihat sudah berdiri di sana sendirian, membelakangi mereka.
Mendengar derap langkah di atas rumput, Taeyong menoleh ke belakang lalu tersenyum.
"Oh, sudah datang," Taeyong membalikkan tubuhnya, membuat lima pemuda lainnya terdiam di tempat. "Okay, aku akan to the point. Kau menginginkan ini 'kan?"
Taeyong merogoh kantungnya celananya lalu mengangkat sebuah permata merah.
"Permata merahnya..." gumam Changbin.
"Rebut ini dariku kalau kau menginginkannya," Taeyong menyimpan permata itu di kantung celananya. "Tapi harus kuperingatkan, orang-orang lemah seperti kalian tidak akan bisa mengalahkanku."
"Tch, sombong sekali." Gumam Felix. Jisung menarik napasnya, sudah waktunya.
"Oke." Jisung hendak melangkah mendekat, namun tangan kasar Minho menahan pergelangan lengannya. Jisung menoleh ke belakang, menatap Minho yang tengah menatap sengit ke arah Taeyong.
"Di mana anak-anak buahmu?" Tanya Minho, menggeram kecil. Taeyong mengangkat sebelah alisnya, tertawa canggung.
"I'm sorry, what?"
"Oh jangan main bodoh. Aku tahu geng-mu bersembunyi di sini." Taeyong terdiam, tak lama terkekeh karena merasa tertangkap basah.
"Hah... Minho, you are one clever person," wajah Taeyong berubah muram. Ia menjentikkan jarinya. "Keluarlah, kawan-kawan. Kembalilah ke rumah."
Anggota geng Taeyong keluar dari persembunyian mereka, segera meninggalkan tempat, kecuali Jaehyun, Johnny, dan Yuta.
Minho bersedekap, mengangkat sebelah alisnya.
"What? Aku tidak boleh membawa beberapa anak buahku? Oh, dan kekasihku juga tentunya," Taeyong merangkul lembut tangan Jaehyun. "Bukankah tidak adil jika kalian berlima melawanku sendirian?"
Felix di dekat Changbin berdecih, merotasikan bola matanya.
"Fair for me. Aku kira kau cukup kuat untuk mengalahkan kita berlima, bukan begitu? Atau kau memang masih lemah jadi kau butuh bantuan?" Felix mencoba memancing Taeyong, terbukti berhasil karena yang lebih tua menggeram kecil dan tatapannya berubah sengit.
"Biarkan Jaehyun bersamaku, and we'll start the fight." Geram Taeyong. Changbin mengendikkan bahunya.
"Fine for me."
KAMU SEDANG MEMBACA
Telekinesis 《MinSung》 ✔
Fanfiction[Fantasy, Adventure] Lee Minho itu seorang senior, penindas di sekolahnya. Kegiatan sehari-hari, merampas uang jajan adik kelas. Kebiasaan, tawuran dengan sekolah lain, lalu reputasinya, semua berubah karena Han Fucking Weird Jisung, si pengguna Tel...