🍁 thirty-three

1.5K 203 48
                                    

.

.

.

.

.

"Ya! Berhentilah terjatuh, kau menyusahkanku saja!" Jisung merenggut kesal saat kekasihnya malah protes di tengah permainan mereka.

Akhir pekan seperti ini, Jisung akan berkunjung ke rumah Minho dan bermain video games bersama kekasihnya. Hubungan mereka tak terasa telah berlangsung selama satu minggu lamanya.

Baru rasanya kemarin Minho mempermalukan Jisung depan umum.

"Ji! Salah, bukan pencet yang itu, bodoh!"

"Mana ku tahu?! Aku belum—"

"Selamat kembali, nyonya."

Sapaan para pelayan di bawah mengalihkan perhatian mereka. Ibu Minho baru pulang semenjak kemarin.

"Ah! Kalah..." Minho menjatuhkan wajahnya ke kasur empuknya. Jisung yang merebahkan diri di sampingnya hanya menepuk-nepuk kepalanya. Ia hendak mengambil ponselnya, namun tersadar tas-nya masih ada di ruang tamu.

Jisung beranjak dari ranjang Minho, membuat pemiliknya mengangkat kepalanya untuk melihat sang kekasih.

"Mau ke mana?"

"Aku akan mengambil tas ku di bawah. Sebentar saja." Setelah itu Jisung beranjak keluar dari kamar Minho.

Jisung menuruni tangga rumah kekasihnya. Namun sekitar dua anak tangga lagi, ia berhenti saat melihat Nyonya Lee yang sedang menatap sebuah kotak dengan bingung.

Merasa penasaran, Jisung memutuskan untuk mendekati Nyonya Lee terlebih dahulu.

"Nyonya Lee.." sapa Jisung. Wanita awet muda itu menoleh ke arahnya, lalu tersenyum saat tersadar bahwa dia adalah pemuda yang pernah Minho bawa ke sini.

"Jisung! Kau ada di sini rupanya."

"Ah iya, aku sedang bermain dengan Minho hyung." Jisung tersenyum canggung. "Anda terlihat kebingungan. Ada apa?"

"Hah... ada persediaan dapur yang tertinggal di sini. Sepertinya para pelayan melupakan satu." Ujar Nyonya Lee.

"Oh, kalau begitu biar aku saja yang bawa." Jisung spontan membantu Nyonya Lee.

"Kau tidak keberatan?"

"Ini hanya satu kotak. Don't worry, Mrs. Lee."

"Ah.. kau sungguh anak yang baik. Panggil saja aku eomma, oke? Aku sungguh tidak keberatan." Jisung tersenyum, merasa diterima cukup baik oleh ibunda sang kekasih.

Jisung terpaksa harus menunda pengambilan tas-nya dari ruang tamu. Tapi ya sudahlah, ia juga membantu dengan sukarela.

"Oh ya, sepertinya kau sangat akrab dengan Minho." Nyonya Lee membuka pembicaraan. Jisung mengangguk, ya tentu dia akrab, Minho kekasihnya. "Bagaimana... ia di sekolah?"

Jisung tidak bodoh, Nyonya Lee mencoba menarik informasi tentang putranya dari dirinya. Tapi Jisung tak masalah. Nyonya Lee berhak bertanya. Bagaimana pun juga, seorang ibu harus tahu keseharian anaknya.

Telekinesis 《MinSung》 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang