🍁 twelve

2.8K 388 17
                                    

.

.

.

.

.

"Semuanya, berkumpul dengan regu masing-masing!" Chanyeol—seorang guru kelas senior—berteriak kencang saat para murid turun dari bus mereka masing-masing.

Jisung yang baru mengambil tas gunungnya berusaha untuk mencari Bangchan dan anggota lainnya. Bangchan, Seungmin, dan Felix berada di bus 4. Namun sepertinya bus tersebut belum kunjung datang.

"Jisung-ie!" Jisung menoleh, menemukan Jeongin yang berlari kecil ke arahnya.

"Oh, bus 1 sudah datang ternyata." Gumam Jisung. Jeongin terlihat kesulitan membawa tasnya, wajar karena dia memang harus membawa banyak barang.

"Sudah dari tadi. Di mana Bangchan?"

"Belum datang, sepertinya sebentar lagi sampai." Balas Jisung, melihat ke arah gerbang parkir untuk mencari keberadaan bus saudaranya.

"Um.. Jisung, sudah liat postingan Jaemin?" Tanya Jeongin ragu-ragu untuk membuka percakapan baru. Jisung seketika langsung bergerak kaku. Dia langsung menoleh ke arah Jeongin dengan wajah terkejut, membuat si pemuda berbehel merasa kaget karena, jujur, wajah Jisung malah terlihat mengerikan.

"Jangan bahas itu, oke...?" Jisung memaksakan sebuah senyuman, membuatnya malah semakin mengerikan. Jeongin hanya mengangguk dan memaksakan senyuman yang malah terlihat canggung.

Kenapa wajah Jisung jadi mengerikanㅠㅠ harusnya aku tidak bertanya —Jeongin

"Oh, lihat, itu bus 4!" Ujar Jeongin, buru-buru mengganti topik sebelum keadaan berakhir semakin buruk. Jisung menoleh ke arah gerbang, menemukan para murid bus 4 mulai berhamburan turun dari bus dan bergegas mengambil tas mereka. Jisung langsung berlari mendekat ke arah bus 4, meninggalkan Jeongin yang menghembuskan napas lega.

"Thank God they arrived.." Jeongin langsung bergegas menyusul Jisung.

"Chan!" Yang dipanggil menoleh, lalu berjalan menuju arah saudaranya bersama Seungmin dan Felix.

"Semua sudah berkumpul?" Tanya Bangchan. Ia melihat ke belakang Jisung, menemukan Jeongin yang berlari kecil ke arah mereka. "Oke, sudah semua."

Bangchan membagikan name tag pada tiap anggota.

"Mm.. Seungmin hyung, Felix hyung, kalian benar-benar tidak masalah jika aku jadi ketua kelompok?" Tanya Bangchan. Seungmin memutar bola matanya malas. Selama perjalanan menuju perkemahan, Bangchan terus menerus bertanya. Padahal Seungmin dan Felix tidak masalah, toh itu juga keputusan bersama dan mereka sendiri juga memilih Bangchan.

"Bangchan, bertanya sekali lagi, akan ku tutup mulutmu dengan lakban." Ancam Seungmin bercanda. Bangchan menertawakan candaan Seungmin,

padahal dia agak takut.

"H-hahahahaha oke."

"Semua murid, harap baris perkelompok dan berkumpul di sini!" Chanyeol berteriak dari dekat gerbang masuk perkemahan. Para murid berkumpul bersama dan mulai merapihkan barisan mereka, bersiap menunggu instruksi dari guru.

"Setelah setiap ketua regu mendapatkan rundown acara, semua regu segera masuk dengan disiplin ke dalam. Di pertigaan, perkemahan siswa ke arah kiri dan perkemahan siswi ke arah kanan. Setiap ketua jangan lupa untuk membagikan peta perkemahan pada tiap anggota." Ujar Chanyeol memberi instruksi. Para guru lain membagikan rundown pada setiap murid barisan depan, alias sang ketua dari barisan paling kiri. Satu persatu regu mulai berjalan masuk.

Telekinesis 《MinSung》 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang