🍁 thirty

1.5K 213 8
                                    

.

.

.

.

.

"Beristirahatlah, dan tenang aku akan mengantarkan Minho dengan selamat." Ujar Hyunjin saat si dua bersaudara turun dari mobil. Jisung dan Bangchan melambaikan tangannya, membiarkan mobil tersebut meninggalkan pekarangan rumah mereka dan bergerak semakin jauh.

Keduanya berjalan menuju pintu rumah. Jisung memutuskan untuk yang membukanya tapi tangannya berhenti bahkan sebelum menyentuh kenop pintu.


"Seandainya ibumu tak datang, ibuku masih hidup dan aku tak akan menjadi seperti ini!"

"Kakak over-protective-mu tak pernah bercerita?"

Younghyun hyung... tak pernah menjelaskan kematian ibunya.

Cklek-

"Ah kau lama, aku ingin beristirahat," Bangchan asal membuka pintu rumah. Sungguh ia hanya ingin beristirahat di kamar. "Hyung, kami pulang!"

Kedua bersaudara itu membawa tas masing-masing ke dalam rumah.

"Oh, kalian kembali!" Younghyun berseru senang, sekaligus lega kedua adiknya pulang dengan sehat dan dalam kondisi baik. Tapi ada yang aneh, Jisung terlihat lebih pendiam?

"Yep, sekarang aku akan ke atas dan beristirahat!" Bangchan berjalan melewati Younghyun yang hanya menggelengkan kepalanya.

"Hyung.." Jisung buka suara. Kakaknya menoleh dan Bangchan menghentikan langkahnya. Perasaannya mulai tak enak.

"Tolong jelaskan padaku, tentang kematian ibu."

Younghyun terlihat begitu terkejut. Mendadak sekali. Ia tak menyangka sudah datang waktunya di mana ia harus menjelaskan semuanya. Tapi mulutnya mendadak kaku, tak bisa bicara.

"Hyung... kau tak pernah mengatakan apa pun kepada ku tentang ibu yang mengorbankan nyawanya demi diriku!!" Bentak Jisung. Bagai ada petir di siang hari, Younghyun dibuat sangat terkejut. Bagaimana adiknya bisa tahu..?

"Jisung-"

"Kenapa? Kenapa kau menyembunyikan segalanya? Kenapa aku harus mengetahui fakta ini dari seseorang yang harus menjadi musuhku?!"

Putra keluarga Lee.. benak Younghyun berkata.

Tangan Jisung gemetar, terlalu kencang meremas tali tasnya. Tak kunjung mendapat jawaban dari sang kakak, ia lari, melewati Bangchan tanpa permisi menuju kamarnya.

"Jisung!" Younghyun mengejar adiknya. Bangchan terdiam di ujung tangga. Ia tak sebaiknya menyusul ke sana. Ini masalah kedua kakak-beradik Han, bukan urusannya.

"Ji, Jisung..." Younghyun berhenti di ujung pintu kamar adiknya. Jisung-nya menangis di pinggir kasur. Hati Younghyun berdenyut sakit, seharusnya ia tak pernah sembunyikan hal seperti ini. Seharusnya rahasia ini keluar dari mulutnya, bukan dari orang lain.

Perlahan ia melangkah mendekati adiknya, duduk di sampingnya. Atmosfer asing melingkupi. Keduanya terdiam, hanya ada suara tangis yang lebih muda.

"Aku menunggu waktu yang tepat." Younghyun buka suara.

"Aku menunggu waktu yang tepat tapi kau malah mengetahui fakta itu dari orang lain ya? Hahaha," Younghyun mengelus surai adiknya. "Maaf."

Jisung mengusap air matanya. Dia paling tidak mau terlihat lemah di hadapan sang kakak.

Telekinesis 《MinSung》 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang