🍁 fifteen

2.6K 388 98
                                    

Long chapter ahead!
Prepare ur snacks :D

.

.

.

.

.

"Hoam..." Jisung terbangun dari tidurnya. Ia mengubah posisinya menjadi duduk lalu melihat sekitarnya. Seungmin dan Jeongin tertidur dengan nyenyak, Bangchan... tertidur dengan tidak elitnya. Eh, tapi ke mana Felix?

Dengan kesadaran yang belum terlalu terkumpul dan wajahnya yang masih bare face, Jisung melangkah keluar tenda sambil memeluk jaket yang membaluti tubuhnya dengan erat.

Suasana di luar sangat menyejukkan. Burung bercuit di sana di sini. Ia menoleh ke arah tenda Minho, masih tertutup rapat. Sepertinya belum ada yang bangun sama sekali. Lalu atensinya teralihkan pada Felix yang sepertinya sedang menyeduh air untuk ramyeon.

"... Felix hyung?" Felix menoleh, menemukan Jisung dengan wajah mengantuknya.

"Ah, good morning, Jisung!" Sapanya ceria.  Jisung melangkah pelan ke arah Felix.

"Pagi juga hyung. Sarapan?" Tanya Jisung, melihat ke arah semangkuk ramyeon dan seteko air panas di hadapannya.

"Yup. Kau mau? Akan kusiapkan." Felix hendak mengambil cup baru untuk Jisung.

"Aah! Ani, ani ... aku saja." Jisung bergerak mengambil sebuah mangkuk dan sebungkus ramyeon. "Hari ini rasanya sejuk sekali ya."

"Hah.. memang pagi hari di hutan itu sangat menyejukkan." Felix yang sudah selesai mempersiapkan ramyeon-nya langsung duduk di bangku kecil dekat meja
yang sudah disiapkan. "By the way, Minho's jacket suits you well."

"... huh?" Jisung melihat jaket yang ia gunakan. Tunggu, ini bukan jaketnya. Bukannya ia tidak membawa jaket bomber ke perkemahan? Lagi pula jaket yang dia bawa 'kan bewarna merah.

Butuh lima menit hingga akhirnya ia ingat ini jaket milik Minho.

Seketika hidungnya yang sudah merah menjadi semakin merah.

"Oh, t-thanks. Dia meminjamkannya." Jisung langsung menyeduh ramyeon-nya. Felix yang sedang mengunyah ramyeon-nya terkikik geli.

"You both looks so cute together. Kalian berpacaran?"

"Tidak! Kami tidak ... aah. Kenapa orang-orang terus berpikir seperti itu." Jisung menggerutu kecil. Setelah selesai mengaduk ramyeon miliknya, Jisung bergabung dengan Felix, duduk sambil menatap pepohonan indah yang ada.

"Kalian menggemaskan. Mendeklarasikan diri sebagai musuh, tapi kelakuan kalian tidak menunjukkan musuh sama sekali." Felix melahap ramyeon-nya lagi. "Aku melihat kau mendekat ke arah Minho semalam, asal kau tahu."

"Uhuk—"

"Oh my god. So sorry!" Felix langsung membantu Jisung karena sedikit panik.

"Ekhm.. it's fine." Jisung masih agak terbatuk. Sebenarnya merasa malu sih ketahuan seperti itu. Tapi jujur, semalam Jisung melakukannya spontan karena kedinginan. Kalau Bangchan ada di sisinya saat itu juga Jisung sudah minta dipeluk oleh saudaranya.

Telekinesis 《MinSung》 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang