.
.
.
.
.
"Haah... hah... sudah, latihan hari ini sampai sini saja!" Minho terengah-engah. Tubuhnya terkulai lemas di tanah, lengan baju yang ia gulung menunjukkan tangannya yang terlihat kotor terkena tanah dan ada goresan kecil sekitarnya. Sedangkan Jisung, ia hanya berdiri tak jauh dari Minho dengan kedua tangan di dadanya. Sama sekali tidak terlihat kelelahan.
Tapi kalau boleh jujur, setiap selesai latihan dengan Minho, energi Jisung selalu terkuras banyak. Pengendalian telekinesis itu benar-benar menghabiskan tenaga. Kalau terus-menerus digunakan, Jisung mungkin bisa berakhir kelelahan dan pingsan.
Seumur hidup, Jisung selalu merasa energinya ini selalu cukup jika hanya digunakan untuk berlatih. Buktinya latihan dengan Bangchan lumayan keras namun Jisung tak pernah merasa kelelahan sama sekali, walau ya tubuhnya benar-benar sakit keesokan harinya.
Tapi saat berlatih dengan Minho, wow.
Kakak tingkatnya itu benar-benar berambisi untuk berlatih. Bahkan dalam waktu kurang dari setengah jam saja, tenaga Jisung sudah lumayan terkuras.
Minho doesn't know how to quit.
Beruntung Minho sendiri sekarang sudah kelelahan.
"Wow, you're a mess." Jisung membersihkan bagian kotor bajunya. Minho hanya terdiam, keringat masih membanjiri tubuhnya.
"Oi, fellas!" Suara Bangchan terdengar menggema. Jisung menoleh ke belakang, menemukan sang saudara melambai dari kejauhan. "Sudah selesai latihannya? Ayo kembali ke perkemahan! Kita akan memulai kegiatan pertama."
"Kay, Channie! Be right there." Saut Jisung balik. Bangchan berlari meninggalkan area itu dan kembali ke perkemahan. Jisung menghela napasnya, menatap Minho yang masih kelelahan. "Hey, dumb dumb, hurry up. Kita harus kembali."
"Help me up." Ujar Minho, mengangkat tangannya untuk dibantu berdiri. Jisung memutar bola matanya malas. Ia gerakkan tangannya, menggunakan telekinesis-nya untuk mengangkat Minho. Tangan Minho yang terangkat pun ditarik oleh kekuatannya, membuat si pemuda bersurai hitam itu berdiri dari rebahannya. "Ouch, shit, my body."
"You over-worked, stupid. Look what've you done." Ujar Jisung dengan nada datar seperti biasa. "Lemah."
Setelah itu Jisung pergi meninggalkan Minho yang mulai berteriak mengutuknya dari kejauhan.
.
.
.
"Sekarang, kita akan mulai scavenger hunt. Karena setiap malam kita akan mengadakan acara api unggun, kalian harus mencari ranting-ranting ataupun dahan yang sudah terjatuh untuk stok tiap harinya." Ujar Baekhyun dari depan barisan. Para murid mendengar dengan seksama. "Tim yang paling banyak mengumpulkan mendapat bonus dari guru dan bisa makan dua paket daging untuk malam ini, peraturan ini berlaku selama kita di sini."
Mendengar tawaran yang begitu menggiurkan, para murid sudah berambisi untuk memenangkan scavenger hunt, sekali pun cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Telekinesis 《MinSung》 ✔
Fanfiction[Fantasy, Adventure] Lee Minho itu seorang senior, penindas di sekolahnya. Kegiatan sehari-hari, merampas uang jajan adik kelas. Kebiasaan, tawuran dengan sekolah lain, lalu reputasinya, semua berubah karena Han Fucking Weird Jisung, si pengguna Tel...