🍁 twenty-three

2.3K 331 34
                                    

Long chapter ahead! Prepare ur snacc :>

.

.

.

.

.

Felix tidur tengkurap dengan kesal. Matanya tak lepas dari ponsel yang sedari tadi ia genggam. Layarnya menyala, menunjukkan roomchat-nya dengan Changbin hari ini.

Bin bin 💕

Changbin hyung|
Mau jalan hari ini?|

|Maaf lix
|Aku ada urusan dgn Jisung lg
hari ini

Aa okok|
Aku hanya rindu kencan rutin|
kita hhe

|Maaf <3
|Next week hun?

Next week <33|

|ok

"Ugh~" Felix menjatuhkan wajahnya ke bantal empuknya. Mood-nya hari ini benar-benar hancur saat Changbin lagi-lagi membatalkan kencan mereka. Ini sudah berlangsung tiga minggu. Tiga minggu!

Felix tidak bisa seperti ini :(

Ini sudah entah berapa hari Felix malah mencurigai Changbin berselingkuh dengan Jisung.

Padahal dia bisa membaca pikiran kekasihnya sendiri.

Cklek-

"Felix...?" Mommy Lee masuk ke dalam. Yang dipanggil mengangkat wajahnya dari bantal.

"Hi mom." Felix mengubah posisinya menjadi duduk bersender di kasurnya. Sang ibu melangkah dengan senyum manis ke arah sang putra.

"Kau belum mandi? Bukannya Changbin akan menjemputmu hari ini?" Sang ibu mengelus surai halus putranya.

"Tidak jadi. Dia masih ada urusan," Felix meraih bantalnya, memeluknya erat dengan wajah yang ditekuk. "Felix curiga dia selingkuh dengan orang lain!"

"Hei! Lixie... apa yang membuatmu berpikir seperti itu?" Sang ibu mengusap surai pirang putranya yang tengah merajuk.

"Tiap hari dia akan pergi dengan temanku tanpa alasan yang jelas!"

"Apa Felix sudah bertanya pada Changbin?" Tanya sang ibunda. Putranya terdiam. Dengan lemah memberikan gelengan kecil. Sang ibu terkekeh, tahu benar dengan Felix yang jarang ingin ikut campur urusan orang lain dan berakhir curiga karena belum bertanya. "Apa.... Felix membaca pikiran Changbin?"

Felix terdiam lagi, semakin menenggelamkan wajahnya ke bantal. Anggukan malu jadi responnya. Ibunya tertawa lembut, lagi-lagi mengusap kepala putranya.

"Lalu... menurutmu bagaimana?"

"Changbin masih menyukai Felix," Felix melepas wajahnya dari bantal, raut muka kesal terpampang jelas di wajahnya. Ia memukul-mukul bantal tak bersalah karena gemas sendiri. "Aaa! Tapi Felix tetap curiga!"

"Hm hm, anakku tak boleh seperti itu," nyonya Lee mengecup pucuk kepalanya lalu menatap sang putra dengan hangat. "Ayo ke bawah. Kemarin malam Changbin mengirimkan satu kotak cokelat untukmu."

Telekinesis 《MinSung》 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang