: ;2 - Sekolah Baru

91 45 57
                                    

Hari ini, hari dimana Olyvia memulai sekolah barunya. Sambil menunggu duo curut yang katanya akan menyusul, Lyvi sesekali tertawa melihat kartun yang ditontonnya saat ini.

"WOY!!" getak seorang lelaki yang lebih tua dari Lyvi.

"Eh setan." refleks bantal yang dipeluknya melayang tepat mengenai wajah sang pelaku.

"Santuy anjir," gerutu lelaki tadi.

"Kaget kak."

"Gayamu," desis Kevin, kakak Lyvi.

"Lo gak kuliah kak? Kok bajunya santai sih?" tanya Lyvi.

"Tumben nanya."

"Salah muluh perasaan."

"Lo kan terlahir untuk disalah-salahkan," santai Kevin.

Pletakk

"Sakit sialan!"

"Bagus," ucap Lyvi. Ia baru saja memukul belakang kepala Kevin dengan remote televisi yang tadi dipegangnya.

"Kurang ajar."

"Babain."

"Ada apasih kok udah ribut?" sontak Lyvi dan Kevin menolehkan wajah mereka ke arah sumber suara.

"Ada tikus terbang bun," asal Kevin.

"Emang bisa?" Jessy selaku bunda kakak beradik itu mengerutkan dahinya bingung.

"Diajarin sama bapaknya," jawab Lyvi.

"Siapa?"

"Kevin, BWHAHAHAHA."

"Enak aja," sewot Kevin.

Wajah Kevin tambah masam saat melihat sang bunda turut menertawakannya. Tampan begini dibilang bapaknya tikus.

"Bundaa~" rengek Kevin.

"Oke-oke kamu ganteng kok," ucap Jessy.

Seketika wajah Kevin kembali sumringah pada sedia kala, namun perkataan bundanya barusan membuatnya semakin kesal.

"—kalau dilihat dari kolong jembatan."

"BWAHAHAHAHA, MAMPUS LO!!" teriak Lyvi yang semakin tertawa kencang.

"Ya Allah salah Kevin apa?" tanya Kevin dengan tampang melasnya.

"Kamu sih mau pacaran sama simpanse," jawab Jessy.

"ALLAHUAKBAR, NGAKAK GUE, BWAHAHAHAHA."

'nasib jadi orang ganteng kok gini amat'

"Bun, Lyvi pamit dulu ya."

"Iya sayang." Jessy tersenyum saat Lyvi mencium punggung tangannya.

"Duluan kak," ucap Lyvi.

"Hm, hati-hati."

"LYVI!!!" teriak Rachel dan Verly saat melihat Lyvi keluar dari rumahnya.

"HAII," balas Lyvi.

Mereka bertiga akhirnya berpelukan sambil berputar-putar layaknya bocah paud yang memenangkan sebuah perlombaan.

"Gue kangen sama lo bego. Gak kompak formasi kita kalo gak ada lo. Gak seru, gak asik dan yang paling penting gak ada yang malu-maluin," ucap Verly panjang lebar.

"Nyerocos mulu, gak pegel?" tanya Lyvi sambil melepaskan pelukan mereka.

Rachel yang mendengar hanya tersenyum maklum dengan semua kata-kata yang keluar dari mulut seorang Lyvi ini.

"Ayo berangkat," ajak Verly. "Emm, naik apa?" lanjutnya.

"Mobil gue, kalian bareng aja." Lyvi segera menarik kedua sahabatnya untuk masuk kedalam mobilnya yang sudah siap pakai.

"Siapa yang nyetir?" tanya Rachel saat hendak memasuki mobil.

"Gue," singkat Lyvi.

"Gak! Gue aja," sahut Verly. "Gue gak mau kita berakhir di kantor polisi," lanjutnya.

"Ogah! Udah cepet naik," santai Lyvi.

'semoga jantung Verly gak jebol'

•••••

"Lo gila ya." Verly berkacak pinggang sesaat setelah keluar dari mobil Lyvi.

Mereka sudah sampai di sekolah yang berinisialkan SMA PERMATA, sekolah baru Lyvi.

"Pala gue pusing," sahut Rachel.

"Lebay," ucap Lyvi.

"Lebay darimana? Lo udah nerobos lampu merah berkali-kali. Untung gak ada polisi," geram Verly.

"Buktinya gak ada kan."

"Anaknya siapa sih lo?" tanya Rachel.

"Anak papa sama bunda gue," jawab Lyvi. "Udahlah ayo anter gue ke ruang kepsek," lanjutnya.

"Kenapa pada liatin gue?" bisik Lyvi di tengah perjalanan.

"Karena lo anak baru," balas Rachel dimana membuat Lyvi menganggukkan kepala.

"Kita tinggal ya," ucap Verly saat sudah sampai di depan ruangan kepsek.

"Okee."

•••••

Kelas XII MIPA 1 kali ini sedang riuh. Banyak yang berbisik-bisik tentang rumor datangnya murid baru. Ditambah informasi dari ketua kelas bahwasannya dia akan masuk ke kelas ini.

"Ver," panggil Rachel.

"Hm?"

"Si Lyvi masuk kelas ini?"

"Iya, " jawab Verly. " Kenapa?" lanjutnya.

"Tanya aja."

"Gaiss!! Bu Fatma dateng!!" teriak ketua kelas yang baru mengintip dari balik pintu.

Seketika kelas menjadi hening, tidak ada satupun yang berani ramai.

"Selamat pagi anak-anak."

"Pagi bu."

"Kelas kita kedatangan murid baru pindahan dari Amerika," ucap Bu  Fatma. "Silahkan masuk nak," lanjutnya.

"Perkenalkan diri kamu," perintahnya lagi.

"Olyvia Zahra Valetha, panggil aja Lyvi. Salam kenal." Lyvi membungkukkan badannya dan tersenyum tipis.

"Gile, cantik banget."

"Calon primadona nih."

"Anjirr."

"Dahlah meninggal gue."

Sekiranya begitulah percakapan siswa-siswi setelah Lyvi memperkenalkan diri.

"Kamu bisa duduk di samping Rachel," ucap Bu Fatma. "Rachel angkat tangan kamu," lanjutnya.

"Saya sudah mengenalnya bu," tolak Lyvi halus.

"Baiklah."

Setelahnya suasana dikelas itu menjadi hening. Yang terdengar hanya suara Bu Fatma yang sedang menerangkan materi.


~to be continue~

ketemu lagi gaiss, kangen gak? ehee.
jangan lupa vote and coment nee~

Thank you

Olyvia [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang