Seluruh anggota keluarga Valetha ditambah Alva kini sedang makan malam bersama. Mereka makan dengan khidmat, tidak ada percakapan diantaranya.
"Kamu mau nginep sini Va?" tanya Revon.
"Iya pa."
Jangan tanya kenapa Alva memanggil Revon dengan sebutan papa, mereka sudah kenal dari dulu.
"Boleh kan pa?" tanyanya lagi.
"Boleh aja."
"Gimana? Udah mendingan? Tadi kata Lyvi kamu sakit," ucap Jessy.
"Udah kok bun."
"Udah mendingan lah, orang tadi tidur aja dipangkuan Lyvi."
Alva melotot mendengar ucapan Kevin. Bagaimana ia bisa bicara begitu didepan orang tuanya.
"Kita udah liat kok," ucap Revon.
"Kalian keliatan nyaman sama posisi itu," imbuh Jessy.
"Bunda. Jangan dibahas lagi," ucap Lyvi.
"Kenapa? Emang bener kok."
"Udah gue fotoin kalian," sahut Kevin.
"APA?! APUS GAK!!"
"Gak akan."
Revon dan Jessy hanya tersenyum mendengar perdebatan antara mereka.
"Pa," panggil Alva.
"Kenapa?"
"Kalo Alva sama Lyvi, papa setuju?"
"Setuju! Lagipula kalian serasi kok."
"Apaan sih pa."
"Ciee salting," goda Kevin.
"Enggak."
"Bulshit."
"Siapa yang salting sih."
"Lo."
"Enak aja."
"Tapi doain aja pa, bun, bang. Semoga cepet-cepet jadian," ucap Alva tiba-tiba.
"Amiin," koor mereka.
'papa sama bunda apaan sih, main gitu-gitu segala'
"Va, papa mau bicara berdua sama kamu." Mendengar nada serius dari Revon, Alva menganggukkan kepala.
"Ada apa pa?" tanya Alva saat mereka berdua sudah berada di taman belakang mansion ini.
"Gimana kabar papa mama kamu?"
"Sehat kok pa."
"Kamu tau kan kejadian meninggalnya almarhumah mamanya Lyvi sama Kevin?"
"Tau, papa Alva udah cerita ke Alva."
"Saya boleh minta tolong?"
"Boleh."
"Kalau kamu bener-bener sayang sama Lyvi, tolong jaga dia."
"Tanpa papa suruh, saya akan jaga Lyvi."
Revon tersenyum. "Titip salam ya sama orang tua kamu."
"Iya."
"Oh ya, kamu kok bisa nginep sini?"
"Tadi itu saya sama Lyvi telat pa. Terus kena hukuman lari lapangan 20 puteran buat Lyvi dan 25 puteran buat saya. Tapi tiba-tiba Lyvi pingsan, katanya tadi pagi belom sarapan. Saya takut kalo Lyvi pulang naik motor sendiri, jadi saya anter Lyvi kesini. Motor saya udah dibawa pulang sama sopir pribadi," jelas Alva panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Olyvia [BELUM REVISI]
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM BACA] Cinta yang tak terbalaskan akan terasa sakit bukan? Tapi hal ini sama sekali tidak berpengaruh padanya, Alvaro Dewa Widijaya. Ia mencintai seorang gadis cantik dari pertama kali mereka bertemu, sebut saja Olyvia Zahra Valetha...