maaf baru up, kalian puasa gak?
semangat daring-nya cintee.happy reading !!!
---
"Seger banget dah," ucap Lyvi. Ia baru saja selesai mandi.
"Eh bentar. Gue kan belom minta ganti rugi sama Kevin," menolognya.
Akhirnya Lyvi segera menemui Kevin di kamarnya untuk meminta ganti rugi.
( Ganti rugi yang dibilang Lyvi waktu dia telat ke sekolah itulo, part 8 )
"Kak!! Gue masuk ya?"
"Iya." Terdengar balasan dari dalam, Lyvipun memasuki kamar kakaknya.
"Ada apa?"
"Gue mau minta ganti rugi."
Mendengar ucapan Lyvi, Kevin lantas memberi seluruh atensinya kepada sang adik. Seingatnya ia tak pernah merusak barang Lyvi sampai harus tanggung jawab menggantinya.
"Ganti rugi apaan?" tanyanya.
"Waktu gue telat."
'masih inget aja nih bocah! gue pikir udah lupa'
"Gue gak bakal lupa kak," ucap Lyvi.
Kevin melototkan matanya. Adiknya dukun atau bukan pikirnya.
"Gue bukan dukun kak."
"Kok lo tau?" heran Kevin
"Lo lupa siapa gue? Gue ini Olyvia Zahra Valetha yang tau apapun."
"Hilih!"
"Ck! Cepet ganti rugi kak!"
Bukannya Kevin tak mau ganti rugi, namun ia tau yang dimaksud adiknya ganti rugi pasti tak jauh-jauh dari makanan.
"Lemot amat mikirnya," sindir Lyvi.
"Aduh! Perut gue sakit dek. Kapan-kapan aja ya," ucap Kevin sambil memegangi perutnya.
Lyvi lantas memutarkan matanya malas, ia tau kakaknya ia hanya alasan. "Gak usah alesan kak!"
'bener-bener nih bocah! gak bisa boong lagi'
"Ayo ngapa sih! Lelet bener," desak Lyvi.
"Aish! Oke. Mau apa lo?"
"Nah dari tadi gitu kek."
"Bacot! Udah mau apa?"
"Lo ganti baju dulu dah, terus tunggu dibawah."
"Anjir! Mau kemana sih?"
"Kuburan," asal Lyvi.
"Lah, ngapain kesono?"
"Mau ngubur lo idup-idup, HAHAHA."
Kevin bergidik ngeri saat adiknya ini tertawa. Bukannya apa, tertawanya Lyvi ini sudah persis seperti genderuwo.
"Udah kali dek ketawanya! Kek setan tau."
"BUAHAHAHAHA." Bukannya menghentikan aksi tertawanya, kini Lyvi menaikkan sedikit volume tertawanya.
"Lah kampret! Tadi kek genderuwo sekarang malah kek mak lampir kejepit pintu indomaret," gumam Kevin yang masih didengar Lyvi.
"Gue siap-siap dulu. Lo juga! Awas aja kalo gak siap-siap."
Setelah keluar dari kamar kakaknya, Lyvi kembali tertawa. Entah apa yang lucu.
"Ya Allah semoga adek gue gak kerasukan doraemon."
Setelah berganti baju, kini Kevin sudah menunggu sang adik sambil menonton kartun favoritnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Olyvia [BELUM REVISI]
Roman pour Adolescents[FOLLOW SEBELUM BACA] Cinta yang tak terbalaskan akan terasa sakit bukan? Tapi hal ini sama sekali tidak berpengaruh padanya, Alvaro Dewa Widijaya. Ia mencintai seorang gadis cantik dari pertama kali mereka bertemu, sebut saja Olyvia Zahra Valetha...