assalamualaikum kawan.
maaf ya up nya lama, gue puyeng Ama tugas hiks.happy reading !
---
"Sayangku!! Bang Digo udah sampai!!" teriak Digo dari arah pintu kelas.
"Gak sekalian bang Ocid?"
"Udah gak jaman."
"Mana pesenan kita?" tanya Rachel.
"Nih." Digo menyodorkan tiga mangkuk yang berisi bakso kepada tiga ciwi didepannya.
"Makasih."
"Oke."
"Halo semua!! Cogan dateng!!"
Mendengar teriakan Dhika, Rachel melototkan matanya. "Kenapa dia juga ikut?"
"Gue yang bawain minum kalian lho," jawab Dhika.
"Oh."
"Alva mana?" tanya Lyvi yang daritadi hanya diam.
"Lah? Nyariin Alva lo? Ciee," goda Digo.
"Bukan gitu! Biasanya kan kalian selalu bareng."
"Gue disini! Makasih udah perhatian," ucap Alva yang baru datang dengan nampan ditangannya.
"PD amat lo."
"Kenapa lo bawa bakso lagi? Buat siapa?" tanya Verly yang melihat apa yang dibawa oleh Alva.
"Buat kita lah."
"Jadi kalian makan disini?"
"Iya."
"Anjir! Ngerusak suasana," cibir Rachel.
"Kita malah keliatan romantis lho."
"Romantis ndasmu."
"Udahlah! Ayo makan," lerai Digo.
Merekapun memakan bakso mereka bersama. Dengan duduk saling berhadapan, mereka sesekali tertawa dengan candaan Dhika.
"Gue serasa triple date anjir," ucap Digo.
"Triple date darimana? Yang pacaran cuma kalian kok," jawab Rachel sambil menatap Digo dan Verly bergantian.
"Kita bentar lagi jadian kok."
Rachel memutarkan matanya malas mendengar ucapan Dhika. "Iya jadian, dalam mimpi."
"Tapi bener juga sih. Duduk kita aja bersebrangan. Uhh romantis kali," sahut Alva.
"Jijik."
"Vi," panggil Alva yang dibalas deheman dari sang empu.
"Maafin gue ya."
"Maaf kenapa?"
"Gara-gara gue, lo kudu jadi babunya Kevin selama seminggu."
"Bukan salah lo kok."
"Tapi gue kan juga ikut maen."
"Gini ya, taruhan itu gak bakal gue lakuin kok. Jangan dimasukin hati, Kevin itu cuma bercanda. Lagian dia juga gak mungkin nyuruh-nyuruh gue."
Penjelasan Lyvi membuat senyuman terbit dibibir Alva. "Beneran?"
"Iya."
"Tapi tadi pagi gue liat lo kek kesel gitu."
"Iya! Gue juga kesel dong, tiap kali gue main selalu kalah."
"Jadi lo beneran gapapa?"
"Iya. Lagian kenapa sih kok lo kepikiran banget?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Olyvia [BELUM REVISI]
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM BACA] Cinta yang tak terbalaskan akan terasa sakit bukan? Tapi hal ini sama sekali tidak berpengaruh padanya, Alvaro Dewa Widijaya. Ia mencintai seorang gadis cantik dari pertama kali mereka bertemu, sebut saja Olyvia Zahra Valetha...