"Va," panggil Lyvi sedikit keras.
Saat ini keduanya masih di perjalanan menuju rumah Lyvi dengan motor miliknya.
"Apa?"
"Pelan-pelan, gue takut jatuh."
"Makanya pegangan," santai Alva.
Lyvi nampak ragu-ragu untuk memeluk pinggang Alva. Ia nampak menimang-nimang tawaran Alva.
Karena tak kunjung merasakan pelukan di pinggangnya, Alva sontak menambahkan kecepatan laju motornya.
"Alva!!!" teriak Lyvi. Ia refleks melingkarkan tangannya pada pinggang Alva. "Lo modus ya?!" lanjutnya.
"Mana ada."
Lyvi hanya pasrah saat Alva mengeratkan tangannya untuk memeluknya. Tak tau saja jantungnya ini sudah marathon.
'jantung gue kenapa lagi anjir'
"Vi," panggil Alva.
"Apa lagi?"
"Gue nginep rumah lo ya?"
"Hah?! Ngapain lo? Enak aja."
"Lo gak kasian sama gue? Motor gue udah dibawa pulang sama sopir gue."
"Salah sendiri."
"Gue gini juga buat lo."
"Gue gak minta kok."
"Udahlah. Gue nanti ijin sama papa bunda lo."
"Gak boleh!"
"Kenapa?"
"Kalo ijin ke mereka, udah pasti dibolehin."
"Bagus dong."
"Bagus apanya?"
"Gue bisa deket sama lo."
•••••
"Lyvi pulang!!"
"Kok sepi Vi?" tanya Alva.
"Mungkin semuanya belom pulang." Lyvi mempersilahkan Alva untuk masuk kerumahnya.
"Tunggu sini, mau minum apa?"
"Terserah."
"Air selokan mau ya?"
"Emang gue tikus."
"Lo kan siluman tikus."
"Enak aja."
"Udah cepet mau minum apa?"
"Jus alpukat aja."
"Buah disini masih kosong, jadi gue buatin coklat panas aja ya."
Alva melongo mendengar ucapan Lyvi. Kalau memang buah disini tidak ada, kenapa tadi Lyvi menawarkan minum apa.
"Dingin ya," pinta Alva.
"Gak! Diluar hujan, nanti lo sakit."
"Ciee, perhatian sama gue."
"Hah? S-siapa yang perhatian sama lo," elak Lyvi.
"Makasih deh udah diperhatiin."
"Apaan sih! Gak jelas." Lyvi meninggalkan Alva menuju dapur untuk membuatkan minuman.
"Tuan muda siapa?" tanya seorang maid yang baru masuk dari halaman belakang.
"Saya temannya Lyvi bi."
"Oh, maaf. Mau minum apa?"
"Gak usah bi, Lyvi udah buatin minum kok."
"Yaudah, saya lanjutin kerja ya nak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Olyvia [BELUM REVISI]
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM BACA] Cinta yang tak terbalaskan akan terasa sakit bukan? Tapi hal ini sama sekali tidak berpengaruh padanya, Alvaro Dewa Widijaya. Ia mencintai seorang gadis cantik dari pertama kali mereka bertemu, sebut saja Olyvia Zahra Valetha...