7. MIQ

710 43 0
                                    

                               7. MIQ

                ———————————

"Kak,"

"Hm.."

"Kak Dimas itu pacaran ya sama Sasa?"

Otomatis Diko menoleh, mengernyitkan dahi nya bingung. "Kamu tau dari mana?"

"Oh," Meida mengangguk. "Jadi mereka memang pacaran toh."

"Nggak lah by!" Sanggah Diko. "Mana ada mereka pacaran. Sasa kan jodoh gue." Lanjutnya pede.

Mendengar itu Meida bersorak. "Huuu halu!"

"Hehe," Cowok itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Mereka emang cuma temenan doang, kok. Dimas tuh dari dulu anti banget sama cewek, kecuali si Sasa. Tapi mereka cuma temenan."

"Keliatannya Kak Dimas kayak punya perasaan gitu sama Sasa." Meida mengambil asumsi.

"Dimas emang kayak gitu kalo sama Sasa. Karna ortu nya tuh ngasih amanah kalo disekolah Sasa nya suruh dijagain, Karna dulu kalo Sasa lagi sendirian dia suka dibully. But, bukan berarti tentang study nya si Sasa juga kudu dilarang-larang sama Dimas sih." Diko menghela napas panjang. "Menurut gue sih Dimas bukannya suka sama Sasa, cuma dia mencoba berperan sebagai Kakak yang baik untuk Sasa. Penyampaiannya aja yang terlalu berlebihan."

Meida terdiam, mengubah posisinya hingga terlentang dipangkuan Diko. "Mei nggak ngerti. Soalnya kata Icha kalo cowok udah temenan sama cewek, pasti salah satu di antara mereka ada rasa suka, atau mungkin malah dua-duanya."

"Icha siapa?" Diko menunduk, mengabaikan gadget nya untuk sementara.

"Temen Mei di Bandung."

Dia mangut-mangut, kembali memainkan gadget nya dengan serius. "Lagian lo nggak usah repot-repot mikirin hubungan mereka, By. Kalo mereka ada rasa pun kita nggak berhak mikirin dan ikut campur. Gue sih, daripada capek-capek mikirin terus sakit sendiri karna kenyataannya nggak sejalan sama keinginan gue mending jangan dipikirin aja deh."

"Maksudnya? Kakak suka sama-"

"Sstt!" Diko menyela kaget.

"Hah, beneran?!" Meida jadi ikutan kaget. "Kakak suka sama Kak Dimas?!"

Refleks cowok itu menggeplak jidat Adiknya. "Allahu Akbar, mit amittt!"

"Aduhh!"

"Gue masih normal ya!"

Bugh!

"Santai aja dong Kak!" Seru Meida setelah melempar bantal sofa ke arah Diko.

"AYOK LANJUTIN TERUS BERANTEMNYA. YANG MENANG MAMA DAFTARIN KE ARENA TINJU!" Omel Mama dari dapur.

"Kok berenti?" Arka datang membawa kamera ditangannya, bersiap memvideokan. "Lanjutin dong biar viral."

Diko menutupi wajahnya dari pukulan Meida. "PAH TOLONGINN!"

"Aduh, gimana ya jawabnya?" Kata Papa ragu. "Papa takut kena juga."

"PAPAHH TOLONG DIKO!"

***

"Halo.."

"Hm,"

"Dira suka sama siapa?"

Di seberang telpon, Dira mengucek matanya yang masih terasa berat. "Aduhh, bentar dulu deh. Lo nggak bisa basa basi dulu gitu? Nyawa gue belum ngumpul semua oy!"

My Innocent Queen [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang