6. MIQ
——————————Kini Meida, Dira dan Sasa tengah bersandar pada sofa panjang ruang tamu. Tidak ada yang bicara untuk saat ini. Mereka sibuk menormalkan detak jantungnya yang memompa cepat sedari tadi.
Hingga kemudian Dira menegakkan posisi duduknya.
"Sumpah ya, Mbak Pipit nggak ada kerjaan banget gila.." Dira membuka suara dengan intonasi rendah. "Mau bolos aja lah gue."
Sontak Sasa dan Meida mendeliki gadis itu.
Dira mendengus, "Bolos sehari nggak bakal bikin otak gue pinter."
Kening Sasa mengkerut dalam. "Kebalik nggak sih Dir?" Dira tertawa kecil mendengar itu.
"Kalimatnya gue ubah dikit. Kan gue nggak pinter."
"Kata siapa Dira nggak pinter?" Meida bertanya dengan nada tak Terima.
"Dira pinter kok," Sasa menyahut.
Dira mencoba menahan senyum nya, "Aaaaa... Kalian bener-bener temen ter-"
"Pinter nyontek."
"-laknat." Ekspresi gadis itu langsung mendatar. Terlihat kesal akibat lanjutan kalimat kedua sahabatnya.
"Aaaa Dira ngambek.." Rengek Sasa dengan senyum tengil. "Yaudah, biar nggak ngambek lagi kita bolos deh. Yakan Mei?"
Seketika pandangan dua cewek itu berpusat pada Meida. Dia terlihat agak ragu, "Umm, izin sama Mama??"
Dira terlihat tidak yakin. Karna jika mereka izin dengan Luna, sudah dapat dipastikan bahwa mereka tidak diberi izin.
"Ng-"
"Izin apa?" Tiba-tiba Mama masuk dari pintu depan, memotong ucapan Dira. Dua tangannya memegang kresek besar berisi sayuran. "Nggak berangkat sekolah? Kak Diko baru aja berangkat bareng tetangga sebelah, si Dimas."
Meida, Dira dan Sasa saling tatap. Kemudian saling memalingkan wajah. Mereka bertiga berharap agar Luna langsung melenggang menuju dapur.
Namun..
Luna berjalan mendekat, mendudukkan bokongnya di samping Meida sambil memeriksa belanjaannya. Membuat mereka bertiga saling mengkode.
Meida mengintip, kemudian berdehem karna mendapat lirikan dari kedua temannya. "Ma.."
"Hm?" Dehem Luna tak begitu memperhatikan.
"Meida, Sasa sama Dira... Bolos boleh?"
"HM?!" Spontan wanita itu mendongak, tersenyum seram. Dira membuang napas, jadi deg-degan karna kaget. "Bolos?"
Dira menyengir. "Udah lah Tan, bolos sehari juga nggak ngaruh buat otak emasnya Meida. Iyakan Mei?"
Mendapat pertanyaan menuntut dari temannya Meida tersenyum kikuk. "Hari ini aja Maa. Besok Meida sekolah deh, janji!"
"Besok tanggal merah!"
"Oh," Dia mangut-mangut. "Yaudah.. Besoknya lagi."
"Mei... Kamu tuh kemarin aja nggak jadi sekolah loh, masa sekarang bolos sih?" Tanya Luna tak habis fikir.
Dira memasang wajah memelas. "Tan, plisss izinin. Janji deh gak akan keterusan."
"Tan, izinin dong." Sasa ikut-ikutan.
Luna mendengus. Wajahnya mendatar tanpa menggubris kalimat permohonan gadis-gadis itu.
"Tan.. Plisss!"
![](https://img.wattpad.com/cover/237136403-288-k921496.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Queen [Tahap Revisi]
AcakJudul awal: Cewek polos dan Cowok dingin. ---------- Meida dilanda kebingungan akibat Oma yang tiba-tiba mempersilahkan nya untuk kembali tinggal oleh kedua orang tuanya. "Oma, Kenapa cepet banget?" "Loh kan kamu y...