7. Fireflies Accident

205 80 57
                                    

STEP 1: READ THE STORY BELOW
STEP 2: VOTE
STEP 3: COMMENT
STEP 4: SHARE THIS STORY
STEP 5: HALUNYA DIKURANGIN.

DAH LANJUT.... SARANGHAE
___________

___________

Author POV~

    "Yeonjun-ssi, berhenti berlari!" Sena menghentikan langkahnya dan mencoba menetralkan detak jantung. Yeonjun terlalu bersemangat makanya ia terus berlari tanpa sadar.

    "Maaf Sena, aku terlalu bersemangat malam ini." Yeonjun menghampiri Sena yang masih kelelahan dan mengusap-usap punggungnya.

    " Kita bisa jalan dari sini sambil mengobrol."  Yeonjun menggenggam tangan Sena dan mengajaknya untuk berjalan. Sena sedikit terkejut dengan perlakuan Yeonjun. Tapi tangan Yeonjun yang hangat mendatangkan perasaan tenang pada Sena.

     Untuk beberapa menit berjalan, mereka berdua hanya diam. Sena pun sibuk dengan pemandangan di sekitarnya. Sena terpukau dengan cara penataan komplek perumahan yang indah ini. Setiap desain rumah tampak nyaman dan enak dipandang, pinggiran jalan ditanami pohon, lampu-lampu bercahaya terang, dan suasana damai menenangkan jiwa. Sena benar-benar tidak tahu jika komplek perumahan nya sangat asri dan nyaman. Ini juga pertama kalinya Sena pergi jalan-jalan walau hanya sebatas taman.

     Sena sibuk memandangi sekitar sambil tersenyum, berbeda dengan Yeonjun yang menjadikan Sena sebagai pemandangan favorit nya.

     "Sena sudah pasti menikmati jalan-jalan ini. Matanya saja berbinar-binar kagum. Lucunya."

     "Yeonjun-ssi, ternyata komplek ini indah."

     "Tentu saja! Aku harus sering-sering membawa mu keluar." Yeonjun menjawab Sena dan tak sedikit pun mengalihkan pandangan.

     "Dibandingkan komplek, kau masih lebih indah Sena."

     Yeonjun yang tidak memperhatikan jalan, akhirnya tersandung batu. Dengan sigap, Sena menarik nya karena sedari tadi Yeonjun tidak melepaskan tangan Sena. Yeonjun yang tak jadi jatuh malah memberatkan tubuhnya pada Sena.

    "Menjauh dari ku! Kau itu berat! Kau tak lihat tubuh ku ini kecil? Perhatikan jalan mu, dong."

    " Maaf, aku akan berhati-hati. Wajahmu mengambil alih semua atensi ku." Mendengar itu, Sena mempercepat langkah nya menjauh dari Yeonjun. Pipi nya kembali merah.

    " Sena-ssi, tunggu aku!" Yeonjun berlari kecil menghampiri Sena sambil memasang wajah memelas. Kalau sudah seperti ini mana bisa marah?

   "Kita harus berjalan bersama beriringan seperti ini." Yeonjun menyamai langkahnya dengan Sena sambil kembali menggenggam tangan Sena.

   "Kenapa kau harus terus memegang tanganku?"

    " Jika kau hilang, aku akan dibunuh oleh ayahmu." Sena malah tertawa. Dan Yeonjun semakin gemas di buatnya.

   Sambil berjalan, Yeonjun memasukkan tangan Sena yang ia genggam kedalam saku jaketnya.

   
    "Agar kau tidak kedinginan."

   "Ummm, jadi, kemana orang tuaku pergi sampai kau harus menemaniku?" Sena mulai bertanya untuk mengalihkan degup jantungnya yang tak karuan.

   " Ah, benar. Orang tua mu sedang pergi ke rumah pamanmu untuk urusan bisnis. Tapi mereka akan segera pulang. Kira-kira besok pagi?"

Starting from the window  | Choi Yeonjun |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang