19. 널 사랑해!

111 36 42
                                    

Aku gak bohong kan buat double up. Hehehehe

Selamat membaca!

__________________

______________

"Soobin-ah! Bangun lah!"

"Taehyun-ah, tolong bangunlah dan bantu aku membangun kan Beomgyu."

"Huening-ah, sudah pagi!"

Taehyun, walau belum dalam kesadaran penuh, ia pun beranjak  dan membangunkan Beomgyu.

Disusul dengan Soobin—ia pun beranjak dari kasurnya dan membantu melipat selimut yang mereka pakai.

Tadi malam, Yeonjun kembali merengek untuk meminta mereka semua menginap di rumah Soobin. Yang lain setuju saja dan di sini lah mereka. Mereka hanya memiliki setengah jam untuk bersiap ke sekolah.

Setelah semua bangun, Yeonjun memilih untuk mandi terakhir karena kepalanya sedikit pusing. Semalam ia kesulitan tidur. Soobin juga tak mengizinkannya tidur bersama di ranjang dan lebih memilih Hueningkai. Mereka pantas disebut kkeomddakji.

Beberapa saat kemudian, mereka telah selesai berbenah. Di perjalanan mereka manfaatkan untuk sarapan. Suasana cukup berisik, tapi Yeonjun sedikit tak bersemangat.

"Aku ingin bolos saja! Hufft, Sebaiknya aku segera menemui Sena nanti."

____________________

_____________________

"Ada apa sih dengan ku? Kenapa rasanya sangat tak bersemangat?"

Yang di seberang sini pun merasa berbeda. Seperti setengah jiwa nya di bawa lari. Seharian yang dilakukan Sena hanya berbaring dan berbaring.

Ada yang mengatakan jika seseorang lebih banyak berbaring berarti menandakan dirinya sedang kesepian.

Sena sudah terbiasa sendiri tanpa adanya teman. Kesepian sudah dekat dengannya. Tapi kesepian yang Sena rasakan sekarang berbeda.

Walau pun beberapa kali menolak pikiran tentang merindukan sosok 'Yeonjun', tak bisa di bohongi bahwa bayangan Yeonjun sekelebat terbayang. Dia—rindu Yeonjun?

Berjam-jam Sena habiskan untuk memandang ke luar jendelanya. Tak ada yg berbeda, ia sedang melihat pemandangan yang sama persis seperti bertahun-tahun lalu.

"Dia tak datang?"

Sena mengharapkan sosok pria tinggi berambut pink itu akan melewati depan rumahnya walau hanya bertegur sapa.

Sudah pukul enam sore, langit mulai menggelap. Sena memilih melakukan aktivitas lain dan setelahnya kembali lagi ke kamar nya.

" Aku ingin menggambar tapi tak punya insipirasi. Apa aku menulis cerita saja? Tidak-tidak! Cerita ku tidak menarik tapi mungkin lumayan untuk kalangan anak-anak"


Drrttt

Drrttt

Ponselnya berbunyi dan segera diangkat.

"Sena-ya, kau belum tidur?"

Starting from the window  | Choi Yeonjun |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang