18. I'm Your Mom

102 39 71
                                    

Maaf banget semuanya atas masa Hiatus aku

Dan sebagai permintaan maaf, aku double up hehehe

Jangan tinggalin aku ya 😭😭
__________________

________________________


Author POV~

Tok

Tok

Tok

Hening tak ada balasan dari sang pemilik kamar. Sudah diteriaki pun tetap tak membuahkan hasil. Rasa geram tak bisa ditahan, sang Ibunda pun membuka pintu kamar dan menarik kuat-kuat selimut yang membungkus anak semata wayangnya itu.

"YAK! CHOI YEONJUN!"

" IBU INGIN KAU BANGUN SEKARANG JUGA!" Ibu Yeonjun pun mengguncang-guncang tubuh anaknya sambil sesekali memukul bokong Yeonjun.

"Eng, Ibu jangan menggangguku!" Ucap Yeonjun tanpa membuka ke dua matanya.

"Sekarang sudah sangat siang dan kau masih bertelur di kamar mu?"

"Tunggu hingga mimpi ku selesai, Bu!"

"Jangan banyak alasan Choi Yeonjun."

"Ayolah Ibu! Aku sedang bertemu Malaikat cantik di dalam mim—AHHKK!"

Sebelum ia bisa menyelesaikan ucapannya, telinganya dijewer cukup kuat oleh sang Ibu. Ia pun bangun dari tidurnya secara paksa.

"Berhenti mengatakan omong kosong dan pergi mandi. Ibu akan tunggu lima menit dan setelah itu kita sarapan."

Yeonjun pun mengiyakan perkataan Ibunya walau sesekali mengerucut sebal.

Tapi kemudian bayangan Sena yang muncul di mimpinya membuat ia kembali tersenyum dan tersipu.

"Ah, aku harus mandi sekarang."

Yeonjun benar-benar selesai dengan cepat. Ia tak ingin dibunuh sang Ibu, lagipula perutnya mulai mendemo saat ia mulai menginjak kamar mandi.

Bayangan semangkuk ramyeon panas dan kimchi memenuhi pikirannya. Jika sang ibu tak sedang di rumah, Ia ingin memasak satu. Tapi jika kali ini Ibu nya tahu, maka ia akan mendapat double kill.

Ia menggeleng kuat. Bayangan Ibunya yang mengamuk membuatnya bergidik.

"Wanita cantik yang satu ini bisa sangat kejam —hiss"

Ia pun menuruni tangga dan kemudian berjalan menuju ruang makan. Ia melihat sang Ibu sudah duduk di sana.

Ia memberikan sang Ibu kecupan di pipi dan duduk di depannya. Mereka pun mulai menyantap sarapan dengan tenang tanpa ada hawa pertempuran. Tidak sekarang, mungkin sebentar lagi.

Hanya suara dentingan sendok dan garpu yang memenuhi ruangan. Sekitar lima belas menit mereka menghabiskan waktu sarapan.

"Yeonjun-ah, maaf jika Ibu dan Ayah jarang memperhatikan mu. Ibu tahu kau merasa kesepian. Sungguh maafkan Ibu."

Senyum terukir di wajah Yeonjun. " Aku memahami kalian jadi tenang saja. Walau lebih sering ditinggal, aku masih punya banyak teman dan kegiatan. Ibu jangan terlalu memaksakan diri juga. Banyak-banyaklah istirahat."

Yeonjun sudah terbiasa hidup mandiri. Ayah dan Ibunya kalangan orang sibuk. Sang Ayah memegang perusahaan dan sang Ibu seorang model.

"Ah, Yeonjun-ah, apa kau masih sendiri?'

Starting from the window  | Choi Yeonjun |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang