15

26.1K 1.6K 132
                                    

Happy reading ❤️❤️

Arum pulang ke rumah dengan perasaan letih, wanita itu langsung menuju ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya yang pucat. Entah kenapa, tubuhnya terasa sangat lemas, jadinya ia meminta izin kepada Lela untuk pulang lebih awal. Arum memutuskan untuk beristirahat, mungkin ia akan lebih membaik setelah istirahat nanti. Arum mulai merebahkan dirinya di atas karpet dan mulai memejamkan matanya. Dengkuran halus terdengar, pertanda perempuan itu sudah larut ke dalam tidurnya.

Cukup lama tertidur Arum merasakan jika ada yang mengguncang-guncang bahunya. Dengan berat Arum membuka matanya dan mendapati Kirana. Anak itu masih lengkap dengan seragam sekolahnya. Arum mendudukkan dirinya, lalu mengelus puncak kepala putrinya itu.

"Kenapa, hm?" tanya Arum lembut sambil mengulas senyum.

"Bunda sakit?" tanya Kirana lugu. Tangannya langsung terulur menyentuh kening Arum.

Arum tersenyum, "bunda cuma sedikit pusing aja kok."

"Padahal Kiran mau ke taman bareng bunda," kata anak itu sambil menunduk.

"Ke taman? Emang ada apa?" tanya Arum.

"Kiran mau beli es krim di sana, bun. Di sana ada es krim yang murah-murah. Kiran pengen kesana, tapi bunda lagi sakit," katanya.

"Yaudah nanti sore kita kesana ya." Ucapan Arum membangkitkan semangat di dalam mata Kirana.

"Beneran Bun?"

"Iya." Arum tersenyum lembut.

"Asikk. Makasih ya bunda." Kirana mencium pipi Arum. "Kiran sayang sama bunda." Kirana memeluk erat leher Arum. Arum tersenyum di sela-sela pelukan itu. Arum berharap semoga keluarganya akan baik-baik saja nanti.

***

Dentuman musik DJ serta aroma alkohol menyeruak sangat tajam disana. Meskipun hari masih dibilang terang, klub itu sudah lumayan ramai. Seorang gadis, ralat, seorang perempuan berjalan menghampiri meja yang diisi oleh beberapa pria dengan wanita berpakaian minim.

Brak

Perempuan itu menggebrak dengan sangat kencang. Sampai-sampai membuat orang-orang yang disana terlonjak kaget.

"Tanggung jawab lo," desis perempuan itu.

Satu orang laki-laki bangkit dan menatap perempuan itu.

"Tanggung jawab apaan?" tanya laki-laki itu tengil.

"Gue hamil."

"Ohh."

"Kok oh doang sih. Rey gue gamau tau. Lo harus tanggung jawab." Perempuan itu menarik-narik jaket yang dikenakan laki-laki dihadapannya itu.

Laki-laki itu tersenyum remeh, "tanggung jawab lo bilang? San, lo pikir deh. Emang lo tidur sama gue doang. Bisa aja itu anak cowok lain."

Plak

Perempuan itu melayangkan satu tamparan ke pipi laki-laki itu.

"Tega lo, Rey. Gue cuma tidur sama lo doang. Rey, lo harus tanggung jawab!" Mata perempuan itu mulai memerah menahan emosi dan kesedihan yang menjadi satu.

"Gugurin aja si, gampang 'kan," jawab laki-laki itu enteng.

"Bener-bener jahat lo, Rey. Gue benci sama Lo." Perempuan itu keluar dari tempat terlaknat itu sambil mengusap air matanya. Ya, perempuan itu adalah Susan. Susan dan Rey sudah berpacaran 6 bulan. Dan entah apa yang membuat Susan dengan rela menyerahkan kehormatannya pada laki-laki seperti Rey.

Arumi [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang