30 [End]

25.9K 1.1K 268
                                    

Happy reading ❤️❤️

Hari H wedding

Arum melamun sambil menatap lurus ke depan, beberapa jam yang lalu, akad nikah telah dilakukan dan sekarang, Arum serta Rama tengah duduk di atas pelaminan karena tengah melaksanakan resepsinya. Arum menoleh saat merasakan usapan lembut ditangannya.

"Kenapa, Sayang?" tanya Rama lembut.

Arum tersenyum tipis. "Engga, Mas. Aku cuma lagi kepikiran satu hal aja."

"Hal apa?" tanya Rama penasaran.

"Aku kepikiran orang tua kandung aku, Mas. Sampe sekarang aku gatau siapa dan dimana mereka. Padahal aku berharap, aku bisa ketemu mereka." Arum menunduk sedih.

Rama mengerti akan perasaan Arum, saat akad tadi, ia dapat melihat bagaimana raut wajah Arum.

Seharusnya mungkin Arum dinikahkan oleh walinya yakni ayah kandungnya, tetapi mungkin itu hanyalah angan Arum, karena sampai detik ini, Arum belum juga menemukan titik keberadaan orang tuanya.

Dian yang melihat itu pun ikut mengusap bahu Arum lembut.

"Gapapa, Rum. Yang penting pernikahan kalian sah, kita berdoa aja semoga kamu cepet-cepet ketemu sama orang tua kamu."

"Aamin, makasih, Bun."

"Kamu cantik banget, Rum." Rama memuji penampilan Arum dengan balutan kebaya serta kerudung, membuat Arum terlihat sempurna di mata Rama.

Arum memutuskan untuk menggunakan jilbab pada saat hari pernikahannya.

"Mas, kamu muji terus deh." Arum berbisik bersamaan dengan pipinya yang merona.

Rama hanya tersenyum menunjukkan deretan giginya. Kecantikan Arum tidak bisa dijabarkan oleh pria itu.

Arum menarik napas dalam-dalam, matanya mengedar mencari keberadaan Susan. Kenapa Arum jadi gugup begini, padahal akad nikah sudah dilaluinya dengan lancar. Kini, Arum kembali dilanda kegugupan sebab harus menyambut orang banyak. Jika seperti ini, biasanya Susan yang menenanginya, tetapi perempuan itu tengah berbincang-bincang dengan teman lamanya. Arum tidak mau menganggu. Jadinya, ia berupaya sendiri untuk mengatasi rasa gugupnya.

"Bunda cantik banget," cetus Kiara.

"Kamu udah ngomong berapa kali, loh," jawab Arum.

"Tapi bunda cantik kok, iya, 'kan?" tanya Kia kepada Kirana.

"Betul!" seru Kirana.

Arum, Rama, dan Dian tertawa pelan melihatnya.

"Assalamualaikum." Seseorang baru saja datang.

"Waalaikumsalam." Semuanya menjawab serentak.

"Mpok Lela," sambut Arum.

Arum berdiri, lalu memeluk Lela.

"Selamat ya, Rum. Maaf, Mpok ga bisa dateng tadi pas akad kamu," kata Lela kemudian melepaskan pelukannya.

Arum tersenyum. "Gapapa, Mpok. Mpok mau dateng aja saya udah bersyukur. Makasih banyak ya, Mpok."

"Iye, sama-sama."

Lela pun bersalaman dengan Rama diikuti oleh Benyamin dan Fino.

Mata Arum berkeliaran, seperti sedang mencari seseorang.

"Maaf, Mpok. Mas Lukman ga dateng, ya?" tanya Arum.

Seorang pria yang baru saja Arum tanyai datang, pria itu mengenakan kemeja batik berlengan panjang.

Arumi [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang