18

20.8K 1.3K 69
                                    

Happy reading ❤️❤️

Selepas kepergian Rama, Lukman memandang wajah Arum. Ada rasa kebencian yang tersirat dimata perempuan itu.

"Rum," panggil Lukman.

Arum tersentak. "Mas Lukman pulang aja ya. Ga enak sama tetangga," usir Arum halus.

"Tapi kamu gapapa 'kan?"

Arum menggeleng, "gapapa kok, Mas. Mas pulang aja," kata Arum sambil tersenyum tipis.

"Iya, aku pulang dulu ya. Salam buat anak-anak. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab Arum pelan.

Arum tau, nampaknya Rama tengah mencari celah untuk melukai Kirana, mengingat betapa gigihnya pria itu menolak Kirana, Arum tau betul, pria itu akan melakukan sesuatu yang dapat melukai Kirana. Mana mungkin, Rama yang dulunya tidak sudi mempunyai anak darinya, kini malah datang dan bersikap baik.

Arum menghampiri Kirana yang tengah menatap ke arahnya dengan bingung, ia berlutut, menyamakan dirinya dengan Kirana. Tiba-tiba saja ia menangis, lantas Arum langsung menarik Kirana kepelukannya.

"Bunda gamau kehilangan Kiran. Bunda gamau Kiran terluka," gumam Arum.

"Assalamualaikum. Loh bunda." Kiara yang baru pulang dari sekolah pun terkejut melihat Arum yang menangis.

Kiara menghampiri Arum dan ikut duduk di sebelahnya.

"Bunda kenapa nangis?" tanya Kia khawatir.

Arum mengurai pelukannya pada Kirana sambil menghapus air matanya.

"Kiran. Kamu wudhu terus solat ya. Udah masuk waktu Zuhur." Arum mengelus pipi Kirana.

Kirana menurut. Anak itu langsung bergegas untuk solat.

"Kamu tumben jam segini udah pulang?" tanya Arum.

"Guru-guru pada rapat, Bun. Jadinya pulang cepet."

Arum hanya manggut-manggut.

"Bunda kenapa nangis? Apa ada yang nyakitin bunda? Coba cerita sama Kia, Bun."

"Mas Rama."

"Mas Rama?" ulang Kia.

Arum mengangguk, "iya. Tadi pagi waktu bunda datang paling awal ke toko. Ada satu orang pelanggan, ternyata itu Mas Rama. Dia ngebius bunda terus bawa bunda ke hotel inapnya."

Kia membelalakkan matanya. "Ya Allah. Tapi bunda gapapa 'kan?"

"Alhamdulillah, bunda gapapa." Arum tersenyum bersyukur.

"Tadi pas bunda pulang dari toko. Ternyata ada mas Rama disini. Dia baru aja beliin mainan untuk Kiran." Arum kembali bercerita.

Penyataan tersebut menambah keterkejutan pada diri Kia.

"Bun. Kia juga pernah ngeliat Mas Rama waktu itu," cerita Kia.

"Kamu liat dimana? Apa dia mengenali kamu?" Arum memasang wajah panik.

Mengalirlah kronologis cerita tersebut. Tentang bagaimana Kiara bertemu Rama tadi.

"Tapi kamu sama Fino gapapa 'kan?" Arum bertanya khawatir.

"Gapapa kok, Bun."

"Bunda takut. Bunda takut Mas Rama akan menghabisi Kirana, bahkan menghabisi kamu. Bunda gamau kehilangan kalian."

Kiara tersenyum menenangkan. "Bunda tenang aja. Kia akan tetap menemani bunda. Kia akan jagain bunda sama Kiran. Kia janji, kalo Kia udah sukses. Kia akan buat bunda bangga."

Arumi [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang