26

17.8K 1.2K 44
                                    

Happy reading ❤️❤️

Keheningan masih menyelimuti kedua insan itu. Keduanya masih berada di tempat dan posisi yang sama. Arum yang sedang bergelut dengan pikirannya, sedangkan Rama juga tengah bergelut dengan batinnya, entah apa yang kedua orang itu sedang pikirkan dan rasakan.

"Aku pulang duluan ya, Mas." Suara Arum memecah keheningan.

Rama menoleh cepat. "Aku anter ya."

"Engga usah, Mas. Kamu 'kan tau gimana Kia ke kamu. Aku takut dia akan semakin marah sama kamu."

"Aku harus menyelesaikan masalah aku, Rum. Kia anak aku. Aku ga mungkin biarin dia terus-menerus marah sama aku kan?" Rama bersungguh-sungguh menatap Arum.

Arum memandang Rama lekat. Ternyata benar, pria itu sudah berubah. Rama telah berubah menjadi pria yang bertanggung jawab.

Arum mengangguk. "Iya udah."

***

Lukman memasuki rumah kakaknya dengan langkah gontai. Ia berkunjung ke rumah Lela untuk membicarakan perihal batalnya rencana pernikahannya dengan Arum. Hal pertama yang ia dapat adalah sambutan godaan dari Lela.

"Ciee calon pengantin baru lemes amat," goda Lela.

Lukman tidak menghiraukannya. Pria itu langsung duduk di sofa sambil memijat keningnya.

Lela mengerutkan kening. Ia menghampiri Lukman dan ikut duduk di sebelah pria itu.

"Kenapa? Kusut amat."

Lukman menatap Lela ragu. Apakah ia harus mengatakan fakta ini? Tetapi mau bagaimanapun Lela harus tau tentang hal ini.

"Mau ngomong apaan? Kebiasaan dah, kalo mau ngomong apa-apa pasti ngeliatin Mpok dulu. Ada apaan si?" Lela mulai gemas sendiri pada Lukman.

Lukman mengembuskan napas kasar, kemudian berujar. "Lukman batal nikah sama Arum."

Lela yang mendengar itu terlonjak kaget. Matanya mengerjap-ngerjap mencerna apa yang baru saja Lukman lontarkan barusan.

"Lah? Yang bener. Eh, kamu ga lagi nge-prank Mpok 'kan?"

Lela tau apa kebiasaan yang sedari kecil Lukman lakukan, adiknya itu selalu saja mengerjai dirinya.

Lukman mengusap kasar wajahnya. Pria itu menatap lesu ke arah Lela.

"Lukman. Kenape? Kenape tiba-tiba dibatalin. Apa kalian lagi ada masalah?"

"Lukman sama Arum memang ga cocok, Mpok. Kita ga akan pernah bersatu," ujar Lukman sambil menatap lurus ke depan.

Lela mengusap hidungnya, wanita itu berupaya berpikir keras. Mencoba memahami apa yang Lukman ucapkan.

"Duh Mpok ga ngerti. Emangnya kenape kalian ga bisa bersatu?"

"Arum lebih cocok sama Rama dan Lukman sudah mengikhlaskan itu." Lukman membuang kasar napasnya. Terasa berat bila didengar.

"Lukman bisa melihat rasa cinta yang perlahan tumbuh di mata Arum untuk Rama. Dan Lukman gamau memaksa Arum untuk menjadi istri Lukman, Mpok," lanjutnya sambil menunduk.

"Ebuset. Ngapa gini amat ya. Aduh."

"Lukman cuma mau bilang itu Mpok. Insya Allah Lukman akan baik-baik aja. Lukman pulang dulu ya. Assalamualaikum." Pria itu pergi dengan mengusung senyum.

"Waalaikumsalam," jawab Lela.

Lela meringis seraya memandang punggung Lukman yang mulai tak terlihat, ia tau jika pria itu tengah menampilkan senyum kesedihan bukan kebahagiaan.

Arumi [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang