Chapter 32

1.7K 111 16
                                    

Happy reading♡..

"Ini si Viona gimana yah keadaannya?" gusar Sheyra mondar-mandir di depan pintu ruang Operasi.

"Kita doain aja yang terbaik, semoga Viona baik-baik aja" ucap Eliza menenangkan, pasalnya wajah teman-teman nya terlihat begitu khawatir.

"Iya" lanjut Pricilla.

Aldo bangkit dari duduknya, ia berjalan hendak meninggalkan area ruang operasi, sebelum pergi Aldo menatap Ray.

"Gua mo liat keadaan abangnya Viona dulu, ada yang mo ngikut?" tanya Aldo.

Andre berdiri dan mengikuti Aldo. Meninggalkan Ray, Raka dan Eliza cs.

"Haduh! Gue lupa lagi mobil gue kan dah mau abis bensin! Ya tuhan gini amat nasib hamba" dengus Sheyra saat menyadari kondisi mobilnya yang hampir habis bensinnya saat ia memaksakan diri membawa mobilnya ke rumah sakit.

"Tinggal beli apa susahnya? Kan Sheyra banyak Moneyy" balas Leony dengan wajah sok polos.

"Apa lo bilang? monkey? Lo pikir gue monyet hah! Nggak da otak lo, temen lagi kesusahan dikatain Monyet lagi!" Kesal Sheyra dengan nada tinggi yang benar-benar membuat kuping mereka berdegung.

"Money Shey Money! Uang loh bukan Monyet, Allahuakbar" lirih Leony.

"Astaga monmaaf telinga saya bermasalah" ucap Sheyra.

"Diam dikit woi ni rumah sakit" timpal Ray.

"Oh ya, tadi si Andre kemana?" tanya Raka.

"Tau, tadi dia main pergi aja sama si Aldo" balas Ray.

"Lah kalian ga dengar tadi Aldo bilang ada gak yang mo ngikut dia ngeliat abangnya Viona, makanya tu telinga dipake sia-sia tuhan ngasih kalian telinga kalo ga dipake" ucap Sheyra sambil melipat kedua tangan didepan dadanya.

Pricillia yang ada disamping Sheyra memberi kode kepada Ray dan Raka agar tidak membalas perkataan Sheyra.

Ray maupun Raka hanya bisa saling tatap setelah mendengar hal yang diucapkan oleh Sheyra.

Maklum, Sheyra lagi datang bulan sehingga membuat dia gampang marah.

"Yang sabar ya lu berdua" bisik Leony dengan sedikit tawanya.

"Ya ga datang bulan aja kayak singa apalagi pas datang bulan, kebayang ga Ka?" ucap Ray tapi bisa terdengar oleh Sheyra.

"Apa lo bilang?" ucap Sheyra.

Hal tersebut membuat teman-temannya bergidik ngeri.

"Ga, tadi gua sama si Ray lagi ngebahas singanya yang lagi dateng bulan jadi galak bener" ucap Raka menenangkan.

"Oh".

"Shey ayok beli minum" ucap Pricillia.

"Gak haus" ucap Sheyra.

"Bukan gitu lu harus minum biar darah lu balik lagi jadi normal" ucap Pricillia.

Mereka pun pergi ke kantin rumah sakit untuk membeli air.

Sementara Ray, Raka, Eliza dan Leony hanya bisa menatap Sheyra dengan heran.

•••••

Brakk...

Suara pintu yang dibanting hingga menimbulkan suara yang dapat di dengar oleh seluruh penghuni rumah itu tak lain dan tak bukan berasal dari kamar Satria.

Lelaki itu baru saja tiba dirumah dengan keadaan kacau.

Dia bahkan tidak memperdulikan ucapan orangtuanya tadi di bawah saat kedatangannya.

SATRIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang