27

1.4K 146 10
                                    

.
.

"Ya Tuhan.... " Nyonya Jung menutup mulutnya tak percaya. Ia saling lirik dengan suaminya yang nampak sama terkejutnya.

Hoseok baru saja mengatakan dengan jujur pada orang tuanya hubungannya dengan Yoongi.

"Mom, dad... Please... Jangan sampai kalian membenci Hoseokie karena ini... " Dawon merangkul adiknya dan bersama-sama mereka menghadapi orang tuanya.

"Dawon sayang kau tahu semua ini??!" Nyonya Jung makin terperanjat heran. Dawon mengangguk.

"Bukankah mom sangat menyukai Yoongi? Mom akan tetap bisa mendapatkan Yoongi sebagai menantu kok... " Ucap Dawon riang berusaha memecah atmosfer yang terasa tegang.

"Sayang... Ga gini juga, ini masalah besar... " Nyonya Jung saling pandang dengan suaminya.

"Kau bawa adikmu ke atas sayang, kami butuh waktu untuk bicara... " Tuan Jung berkata lembut namun tegas.

Dawon mengangguk dan menarik Hoseok bersamanya ke atas. Nampak Tuan dan Nyonya Jung duduk dengan kepala saling berdekatan, bicara dengan serius.

.
.

"Terima kasih nuna" Hoseok duduk di tempat tidurnya sambil bergumam. Dawon hanya tersenyum dan memeluk adiknya hangat.

"Kau adikku satu-satunya, Hoseokie. Nuna akan selalu mendukungmu" Dawon mengusap rambut Hoseok lembut. Dia teringat pasangan lesbian yang sempat menolongnya di NZ tempo hari. Bagimana mereka harus kabur ke luar negeri dan terpaksa berpisah dengan keluarganya. Dawon merasa sangat kasihan dan berempati pada mereka. Karena itu ia tak ingin adiknya mengalami hal yang sama.

Apapun orientasi seksualnya, Hoseok tetaplah adik kandungnya.

.
.

.
.

"Apa? Luar negeri? Kenapa?"

Yoongi membelalak kaget pada ayahnya yang masuk ke kamarnya malam itu dan memberitahunya hal yang sangat mengejutkan.

"Tapi dad... kenapa?"

"Agar kau bisa mendinginkan kepalamu dan berpikir jernih Yoongi! Jadi sementara kau tinggal di tempat kerabatku di sana. Dan karena perusahaanku sedang dalam sorotan media. Aku tak mau kau tertangkap kamera berkeliaran di Seoul berkencan dengan pria gay-mu!"

"Tapi... "

"Tidak ada tapi-tapi! Aku akan menyiapkan segalanya. Kau berangkat lusa!"

Blammm

Tanpa berkata apa-apa lagi ayahnya menutup pintu kamar Yoongi. Menguncinya dari luar.

"Dad... What the fuck?! Bukaa!! Shit!!"

Yoongi menggedor-gedor pintu kamarnya. Namun pintu itu tak bergeming.

"Sial!!"

Yoongi berjalan hilir mudik gelisah di kamarnya. Tak percaya akan apa yang baru saja didengarnya. Dia memang tak terlalu dekat dengan ayahnya. Jarang ngobrol karena ayahnya selalu sibuk dengan bisnisnya. Tapi dia sungguh tak menyangka ayahnya akan membuangnya begitu saja keluar negeri.

Is it so wrong to be me?

.
.

"Tuan muda... Saya mengantar makanan"

Yoongi menoleh tanpa bersemangat. Dia tak nafsu makan.

"Tuan kenapa makanan yang tadi siang tidak dimakan? Tuan harus makan... " Ucap si pelayan cemas.

Yoongi menggeleng. "Kau ambil saja untuk keluargamu di rumah"

Suara bag big bug dan hiruk pikuk terdengar dari arah luar. Yoongi tertegun. Dan sebelum si pelayan bisa mencegahnya, Yoongi berlari keluar dari kamarnya untuk melihat apa yang terjadi.

✔️ Honey, I Sleep With Your BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang