"Yoongz... Kau melamun"
Yoongi mendongak dan tersenyum.
"Ah nggak kok, siapa yang melamun" Kilahnya.
Ia sedang ada di Panti sekarang. Membantu Peter merias pohon Natal. Akan ada perayaan Natal kecil-kecilan di sana.
"Kenapa sih? Kamu tampak gegana. Gelisah galau merana" Goda Peter. Yoongi hanya mendengus tertawa.
"Patah hati?" Tanya Peter, sekenanya saja. Namun tanpa diduga Yoongi langsung menunduk dan nampak sedih.
Loh.. Benaran patah hati?
"Ah sudahlah. Yang penting dia bahagia" Yoongi menghela nafas dan mengendikkan bahunya berusaha tak peduli. Walaupun hatinya rasanya sakit sekali.
Yes.
Batin Peter. Akhirnya dia putus dengan pacarnya. Yes. Yes. Yes. Yesss!!!
- jeritan hati Peter Parker.
"Emh ngomong-ngomong... Setelah acara di sini, kau ada acara lain? Hehe"
"Nggak sih... Kenapa?" Tanya Yoongi.
"Aku... Ehh.. Mau kencan denganku? Ada pesta kembang api di Menara Eiffel... "
Yoongi berpikir sejenak lalu akhirnya mengangguk.
Yasudahlah ya. Toh Peter selama ini juga sudah baik banget kepadanya. Rasanya ga enak Yoongi menolaknya terus-terusan.
"Kedengarannya menyenangkan" Yoongi berucap ringan membuat Peter langsung tersenyum lebar.
.
.Dan begitulah akhirnya Yoongles dan Peter Parker kencan di Menara Eiffel.
"Yoongi... Sini! Sini! Ah Yoongz! Jangan keliaran kemana-mana nanti kamu hilang"
Peter meraih tangan Yoongi dan menggenggamnya erat-erat. Yoongi begitu mungil apalagi dibandingkan orang Prancis yang tinggi besar. Jadi kan Peter takut kalau dia hilang di kerumunan.
Yoongi mengangguk dan nurut saja. Matanya berkeliling melihat ini dan itu. Menara Eiffel sangat ramai di Malam Natal ini. Kembang api menghiasi langit malam membuat suasana makin meriah.
"Pete... "
Yoongi berusaha memanggil Peter. Namun suaranya tenggelam oleh kerumunan suara orang di sekelilingnya dan juga kembang api.
"Peter!"
Yoongi mengeraskan suaranya dan mengguncang lengan Peter hingga bule Prancis itu menunduk ke arahnya.
"Ya Yoongz? Kenapa?"
"Di sini terlalu banyak orang... Ayo kita minggir!"
Peter manggut-manggut lalu mengajak Yoongi menjauh dari kerumunan menuju ke tempat yang agak sepi.
Mereka duduk di bangku taman agak jauh namun masih bisa melihat Eiffel yang dihiasi kembang api beraneka warna.
Beberapa muda mudi nampak berkencan dengan pasangannya masing-masing di sekeliling mereka. Bahkan ada yang mulai berciuman. Membuat Peter jadi rada deg-degan. Kan mau juga gitu.
"Yoongi... " Dia mulai berbicara sambil menelan ludah gugup.
"Hmm?" Yoongi bergumam tidak jelas. Matanya masih menatap langit malam dan Eiffel yang luar biasa indah. Pikiran Yoongi melayang kemana-mana. Terutama satu malam di New Zealand... Malam yang penuh bintang dan 'bintang'... Ehm.
"Aku menyukaimu Yoongi. Maukah kau jadi kekasihku?"
"Err... " Yoongi menoleh ke arahnya. Peter nampak salah tingkah.
"Eh... Tidak perlu dijawab sekarang. Hanya... Eh... Tolong pikirkan baik-baik ya hehe... "
Peter menggaruk kepalanya. Yoongi menunduk.
Siapkah dia untuk move on?
Lima tahun sudah berlalu sejak perpisahannya dengan Hoseok. Mungkin dia yang bodoh. Karena masih menjaga hatinya sampai saat ini. Mungkin Hoseok akhirnya bosan dengan hubungan tak jelas ini dan akhirnya memilih kembali straight. Mungkin dia hanya belok sesaat. Mampir sekilas. Dan kembali mengambil jalan lurus.
Hhh.
Yoongi merasa menjadi manusia paling bodoh sekarang.
Karena dia mempercayai Hoseok. Karena dia tidak pernah kehilangan harapannya pada pria itu.
don't lose hope. Yoongi masih memegang kata-kata terakhir Hoseok padanya.
Tapi..
Yeah, ayahnya menghajar Hoseok habis-habisan. Wajar saja mungkin Hoseok sekarang sudah membencinya. Dan lima tahun... Sama sekali tak ada kabar.
Jangan-jangan Hoseok memang tidak pernah berniat mencarinya.
Huhh.
Yoongi menarik nafas panjang.
"Aku... "
"Eh! Lihat itu! Ada tukang eskrim! Kau mau?" Peter memotong perkataan Yoongi.
"Ya. Rasa vanilla" Gumam Yoongi.
"Oke tunggu disini ya!"
Peter berlari menuju tukang eskrim di bawah pohon.
Yoongi kembali menelan kata-kata yang baru saja ingin dikatakannya. Bahwa dia bersedia menerima Peter jadi kekasihnya. Bodo amat dengan ayahnya. Toh ayahnya juga jarang sekali menengok dia ke Paris.
Yoongi memperhatikan dengan gemas ketika Peter berlari lincah. Ya, Peter itu lumayan cute. Mungkin tidak ada salahnya juga dia mencoba move on...
Yoongi berdiri dan melangkah sekenanya. Kepalanya mendongak. Kembang api sudah tak dinyalakan lagi dan tampak ribuan bintang berkelip di atas sana membuat Eiffel terlihat sangat indah malam ini.
.
"Wow... Bintang-bintang yang sangat indah... " Yoongi bergumam. Tangannya yang terasa beku ia masukkan ke jaketnya lebih dalam.
.
."Tidak seindah dirimu.... "
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Honey, I Sleep With Your Brother
Fiksi PenggemarMin Yoongi, pemuda manis berusia 25 tahun, demi nama baik keluarga dan perusahaannya, terpaksa menerima perjodohan dengan Jung Dawon, seorang fotomodel cantik yang telah memiliki brand fashion sendiri. Namun naluri Yoongi sebagai seorang gay tak bi...