• WANTED! •

145 23 43
                                        

     Ini benar-benar chapter terpanjang yang dari semua chapter di AU ini.

    Selamat membaca, ya! Ditunggu komentar, saran, serta kritiknya.

*******

       Bukan Lenna namanya jika tidak memaksa kehendak yang ia inginkan. Walau dokter mengatakan ia masih harus menjalani beberapa perawatan, namun dirinya bersikukuh untuk keluar dari rumah sakit dan bergabung kembali dengan tim penyelidikan. Bagaimana bisa ia duduk diam di ranjang sumah sakit sementara timnya melakukan pengejaran terhadap Ezra Adithama? Bahkan hal ini sudah lama ia nantikan.

       "Asal kamu janji, tetap di sampingku. Jangan pergi sendirian, dan jangan bandel!" Kata-kata itu tak henti diucapkan Yuno kepada Lenna jika wanita itu sudah mulai lepas kendali. Ketua tim satu ini benar-benar khawatir dengan kondisi gadis tersebut, apalagi yang mereka hadapi kali ini adalah seorang pembunuh berantai yang sangat meresahkan.

       Penyelidikan kini fokus pada Ezra Adithama. Bukti-bukti telah dikumpulkan, termasuk buku harian Riska yang di dalamnya tertulis nama Ezra sebagai orang yang menerornya selama ini.

       'Mimpi buruk itu datang lagi. Tatapan tajam Ezra seakan menusukku, membuat aku gak bisa napas. Tuhan, ini benar-benar menyiksa.'

      'Ezra sialan! Aku bahkan tidak mengatakan apapun tapi dia mengirimkan sekotak bangkai tikus ke rumahku! Dasar psikopat gila!'

      'Aku tidak tahan!! Aku harus memberitau Lenna tentang hal ini. Tunggu saja, Ezra! Kau akan dijebloskan di penjara dan aku bebas dari segala mimpi buruk ini!!'

     —adalah sebagian tulisan Riska yang didapat di buku harian itu. Jika kalian mengira buku harian tersebut tertulis rapi dan aesthetic seperti remaja-remaja pada umumnya, maka buang jauh-jauh pikiran itu. Sebuah buku album tebal yang lebih cocok menjadi buku catatan pelajaran, dengan tulisan yang berantakan dan acak-acakan. Lebih banyak terdapat coretan dibanding tulisan. Benar-benar menggambarkan kesulitan dan depresinya orang yang menulis catatan tersebut.

      Yuno kini lebih mengerahkan intuisi dan kemampuannya secara menyeluruh. Korban-korban terdahulu kembali diselidiki, apakah memiliki hubungan dengan Ezra Adithama. Kerabat sekitar diwawancara sehubungan dengan opini tersebut. Dan benar saja, beberapa kerabat mengingat wajah Ezra sebagai salah satu orang yang setidaknya pernah berbicara dengan korban. Seperti Soraya, waitress di salah satu restoran yang pernah didatangi Ezra. Manager restoran tersebut ingat betul bahwa Ezra mengajak berbicara Soraya ketika gadis itu menangis akibat dipecat. Awalnya, manager tersebut tak berprasangka apa-apa. Namun ketika polisi menanyainya, ia langsung teringat pada sosok Ezra yang memang terlihat tidak biasa itu.

      Jangan lupakan bunga melati yang disimpan di kaus kaki detektif Swasta kita, Harsa. Bunga melati yang menjadi petunjuk tentang butik Ezra yang bernama Flower boutique, juga warna putih yang mendominasi.

      Beberapa bukti lain juga dikumpulkan tim, yang tak kalah mengejutkan adalah penemuan Mas Didi tentang latar belakang pendidikan Ezra. "Gila! Kali ini Ezra nggak akan bisa berkelit lagi, sih!" Ujarnya heboh, seusai mendapat telepon dari seseorang. Beberapa pasang mata yang tadinya fokus pada berkas mereka masing-masing, kini fokus pada Mas Didi. "Ada apa, mas?" Tanya Lenna cepat.

     "Gue barusan ditelepon sama temen gue, seorang dokter lulusan universtitas di Belanda yang sempat baca kasus ini. Awalnya dia tanya tentang jahitan sempurna yang selalu ada pada tubuh korban yang termutilasi. Jahitan sempurna itu selalu mengingatkan dia dengan seorang teman sejawatnya yang selalu mendapat nilai sempurna dalam proses penjahitan kulit yang terpisah. Temannya itu, sejak awal belajar proses penjahitan, selalu dipuji dosen karena kegigihannya mempelajari ini, juga hasil jahitannya yang selalu terlihat rapi dan sempurna bahkan di awal belajar." Mas Didi menjeda sebentar, menarik nafas panjang untuk melanjutkan ceritanya.

• AMYGDALA ERRORED •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang