• BRIGHT LIGHT •

126 23 26
                                        

     Criminal note milik Lenna hampir terisi penuh hari ini. Bibirnya menyungging senyum puas, menemukan banyak bukti dan kesaksian tentang korban baru si pembunuh berantai yang beraksi lagi dua hari lalu. Miris, sebenarnya. Melihat gadis yang diketahui bernama Soraya itu harus tewas dengan mengenaskan di tangan bajingan itu. Apalagi setelah Lenna mengetahui bahwa Soraya berniat balik ke kampung halamannya setelah ia dipecat secara tidak hormat dari tempatnya bekerja. Bagaimana perasaan sang ibu yang tahu anaknya meninggal secara mengenaskan di kota? Tentunya sangat tercabik.

     Kepolisian sudah memanggil manager restoran yang memecatnya, juga lelaki berbadan besar yang sempat bertabrakan dengan Soraya di restoran tersebut. Namun keduanya memiliki alibi yang didukung dengan kesaksian orang sekitarnya pada malam kejadian. Tak apa, Lenna masih memiliki 1 bukti yang harus ia selidiki.

     Saat ini, Yuno dan Lenna sudah berada di kantor Forensik karena dokter Ardi pagi-pagi menelepon mereka. Suaranya berbeda, kali ini terdengar lebih semangat dan berburu. Lenna yakin, pasti ada kabar baik yang didapatkan oleh dokter andalan itu.

     "Hasilnya kurang lebih sama dengan korban-korban kemarin," ujar Dokter Ardi sambil memberikan file berisi hasil otopsi. "Tapi, kali ini saya mendapatkan sedikit jalan." Sambungnya, yang kemudian menunjukkan satu baris dalam file tersebut.

     "Hasil otopsi bagian lambung, terdapat obat tidur yang kemungkinan diberikan kepada korban agar korban mudah dibawa ke TKP. Dan juga ditemukan fakta bahwa korban baru saja mengkonsumsi makanan beberapa jam sebelum ia dibunuh. Kamu tau apa makanan yang ia makan?" Lenna dan Yuno kompak menggeleng. "Bakso. Bakso urat."

     "Jadi maksud dokter, kita bisa dapet petunjuk tentang pelaku jika tau dimana bakso itu dibeli?" Dokter Ardi menggeleng sebagai respon dari pertanyaan Yuno. "Saya belum selesai. Selain bakso, saya juga menemukan hal yang lebih mendetail lagi. You guys must give an applause to Soraya in heaven."

     Yuno dan Lenna mengerutkan dahi mereka, tak mengerti dengan ucapan Dokter Ardi. Melihat respon yang menggemaskan dari kedua detektif muda itu, Dokter Ardi memutuskan untuk berhenti berteka-teki pada mereka berdua. Ia lalu memberikan sebuah bungkusan bening yang berisi sepotong kecil plastik bermerk sesuatu. "Soraya sepertinya sengaja menelan bungkusan ini untuk mempermudah pencarian kalian."

     Perempuan itu mengambil kantung bening itu, lalu membaca tulisan yang terdapat pada potongan plastik tersebut. Rumah Makan Pakde Mulyo. "Yun," Lenna menyadari sesuatu yang familiar. "Ini bukannya rumah makan tempat kita makan siang waktu hari kejadian?"

     Yuno kemudian merebut kantungan yang Lenna pegang, lalu ikut membaca tulisan di sana. "Bener, Na. Aku inget banget tulisan ini persis dengan tulisan di luar rumah makannya."

     Senyum mengembang tak bisa lagi mereka sembunyikan. Entah karena siapa ini, pembunuh berantai itu yang lengah, atau Soraya yang terlalu cerdik, namun Lenna sangat berterimakasih kepada keadaan yang sepertinya mulai memihak mereka. "Yun, kita kesana sekarang."

********

     Tak sampai setengah jam, mobil Yuno sudah terparkir di depan rumah makan yang dimaksud. Untung saja saat itu sedang sepi, jadi Yuno dan Lenna bisa dengan leluasa mengajak pemilik rumah makan tersebut berbicara.

     Namun tentu saja, Pakde Mulyo yang umurnya hampir senja itu tidak bisa mengingat siapa saja yang membeli bakso urat di rumah makannya pada hari itu. Selain bukan dia yang terus-terusan standby di meja kasir, umurnya yang renta juga menyulitkannya untuk mengingat.

     "Aku boleh bantu, nggak?" Tahu-tahu ada seorang gadis muda yang ikut dalam pembicaraan kalian. Perempuan yang Lenna ingat berada di meja kasir saat mereka makan di sana tempo hari. "Sini, duduk di sampingku!" Lenna lalu menarik sebuah kursi dari belakangnya dan menyeretnya ke samping kanannya, memberi akses untuk gadis itu duduk. Tak menunggu lama, dengan semangatnya gadis itu duduk di samping Lenna.

• AMYGDALA ERRORED •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang