• Mr. KIM •

106 22 28
                                        

Decitan rem yang tercipta dari ban mobil import milik Mr. Kim menandakan bahwa mobil itu telah berhenti setelah menempuh jarak sejauh tiga kilometer dan memakan waktu sekitar dua puluh menit tanpa henti. Dengan terburu, Mr. Kim turun dari mobil itu dan berjalan memasuki gudang berkas pabrik yang tadi disebutkan Ezra di telepon. Wajahnya gusar, kesal bukan main. Adrenalinnya terpacu, inilah saat yang ia tunggu-tunggu.

Berhadapan langsung dengan pembunuh anak dan istrinya membuat Mr. Kim semakin bersemangat. Takutnya menguap sejak lama, berganti dengan perasaan tak sabar yang sudah tertahan.

Ketika pintu besar itu ia buka, matanya langsung menangkap sosok Harsa yang sudah tak berdaya di sudut sana, dengan luka lebam di sekujur tubuhnya serta darah yang mengucur di mana-mana. Detektif kesayangannya itu sudah ambruk lemas. Atau bahkan sudah tewas? Mr. Kim masih belum tahu.

"Saya sudah menunggu lama, Mr. Kim. Tega sekali anda membuang waktu saya yang super sibuk ini." Lelaki yang sedang duduk tak jauh dari tubuh Harsa itu membuka suaranya, membuat mata Mr. Kim mengalih ke arahnya.

Ezra Adithama benar-benar berdiri di sana, dengan tatapan angkuh dan dingin yang tak pernah sama sekali ditunjukkan ke siapa-siapa. Bibir tipisnya menyeringai ketika melihat sosok yang sudah ia tunggu mendekatinya, dengan tatapan marah yang mungkin siap membunuhnya detik itu juga. Adrenalinnya membuncah, darahnya berdesir semakin cepat, semangat untuk membunuh terus berpacu di dalam sana. Mangsa datang dengan sendirinya, seperti menyerahkan tubuhnya untuk dihabisi oleh Ezra. Bagaimana Ezra tak senang?

"Apa kabar, Mr. Kim? Masih sibuk seperti biasa?" Tanya Ezra dengan nada suara mengejek. Lelaki yang diajak bicara tidak menjawab, sorot matanya masih dipenuhi api amarah yang terus berkobar, sambil kakinya melangkah pelan mendekati target incarannya.

 Lelaki yang diajak bicara tidak menjawab, sorot matanya masih dipenuhi api amarah yang terus berkobar, sambil kakinya melangkah pelan mendekati target incarannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ezra lalu berganti menatap tubuh lelaki di sampingnya, yang sudah ia pukuli mati-matian sejak sejam yang lalu. Lelaki yang ia tahu sudah membuntutinya selama beberapa minggu ini, namun ia biarkan saja. Toh pada akhirnya Ezra tahu, Ezra yang akan menang melawan detektif murahan ini. "Sorry about this guy. Saya hanya bermain-main sedikit dengannya, tapi rupanya tubuhnya tidak sekuat itu. He was died. Saya keasikan mukulinnya." Ezra menjeda beberapa detik, lalu melanjutkan ucapannya dengan suara yang berubah menjadi lebih berat dari sebelumnya, "Itulah ganjaran yang akan dia dapatkan saat dia berani menantang saya dengan mencari tahu tentang kehidupan saya."

Rahang Mr. Kim mengeras sampai berbunyi gemeretak. Harsa mati di tangan pembunuh brengsek ini, membuat Mr. Kim semakin ingin membunuh Ezra. Ada satu lagi nyawa yang harus ia balaskan dendamnya.

"Ah, benar. Saya turut berduka cita atas kepergian istri dan anak anda akibat kecelakaan malam itu. Sungguh, menatap mereka dari belakang tanpa bisa berbuat apa-apa benar-benar menyiksa batin saya." Nada suaranya menurun, seakan benar ikut sedih atas kejadian itu.

Namun tak usah lama, kini perangai Ezra sudah kembali seperti sebelumnya. Wajah dingin dengan senyum mengejek di sana. "Sudah bisa move on, belum? It was been long time since your wife leaves you, bro." Wajah Mr. Kim semakin marah. Ezra berhasil memancingnya agar semakin kalut.

• AMYGDALA ERRORED •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang