Pelangi Lima [5]

7.5K 516 8
                                    

Zaza sedang berada di dapur toko, saat tiba-tiba Shaka memeluk kakinya dari arah belakang. Dia terkejut, hampir saja dia menumpahkan bungkusan tepung yang ada di tangannya ke lantai. Dia kesal, tapi begitu tahu jika itu adalah Shaka, rasa kesalnya hilang seketika.

"Ate, Shaka mau pee."
Rupanya Shaka terbangun dari tidur siangnya karena ingin buang air kecil.

"Ayo, Ate Za anter ke toilet."

Bergegas Zaza membawa keponakannya itu masuk ke dalam toilet. Dengan sabar dia menunggu di luar pintu, setelah Shaka memberi tahu bahwa dia telah selesai, dengan telaten Zaza membantu Shaka membersihkan diri.

Selesai mengantar Shaka ke toilet. Dia meminta tolong kepada Nina, salah satu karyawan toko untuk mengantikannya membuat kue. Semua bahan-bahan sudah dia siapkan di atas meja. Jadi, Nina hanya tinggal memasukkannya saja ke alat pengaduk adonan.

Sementara itu, Zaza membawa Shaka menuju ruangan khusus untuk beristirahat, yang memang sengaja disiapkan agar Shaka nyaman saat ikut ke toko. Melihat mata Shaka yang sudah kembali lebar, tidak mungkin dia akan tidur lagi. Jadi, Zaza mengajaknya menonton kartun melalui ponsel miliknya.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam," jawab Zaza sambil menoleh ke arah sumber suara yang menyapa indra pendengarannya.

Mendengar suara bariton milik sang papa, Shaka tersenyum lalu menghambur ke dalam pelukan Bang Atha.

"Abang udah selesai?"

"Iya, sore ini Abang free, jadi sepulang dari rumah sakit abang ke sini," jelas Atha kepada Zaza. Atha lalu beralih kepada Shaka, "Lagi main apa, Sayang? Anak Papa, dah mandi belum, nih? Kok asem, sih?"

Atha mengendus-endus tubuh Shaka sambil mengelitikinya, sampai Shaka tertawa geli. Zaza ikut tertawa melihat kelakuan ayah dan anak itu.

"Shaka lagi nonton Nussa. Shaka belum mandi. Shaka mau mandi sama Papa," jawab Shaka sambil tersenyum lebar, memperlihatkan deretan giginya yang geripis.

Shaka semakin lancar mengucap huruf S, tinggal huruf R yang masih belum bisa dia ucapkan dengan sempurna. Zaza senang, karena selama ini dia yang sudah susah payah mengajari Shaka agar jelas saat mengucapkan dua huruf itu.

"Dek, ikut mandi, ya?"

Pertanyaan itu terasa ambigu ditelinga Zaza. Bang Atha mengajaknya mandi atau mau numpang mandi di toko, sih?

"Abang ikut numpang mandi sama Shaka," jelas Atha saat melihat Zaza hanya terdiam.

"Oh ... silakan, Bang."

"Makasih," balas Atha lalu dia beranjak kepada Shaka, mengajak balita itu berbicara. "Shaka ikut Papa ambil alat mandi di mobil, yuk!"

Shaka menurut, menganggukkan kepalanya antusias. Atha belum sempat salat Asar saat di rumah sakit. Jadi, dia memutuskan untuk ikut menumpang mandi lalu sekalian salat Asar di toko.

Atha memang selalu siap sedia alat mandi dan pakaian bersih di mobil. Jam kerjanya yang padat sebagai dokter dan panggilan kerja yang sewaktu-waktu untuk menolong seorang ibu melahirkan, membuat Atha selalu sedia beberapa keperluan pribadi di mobil, termasuk keperluan Shaka.

PELANGI yang Sama (END) ✔ [Proses Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang