Pelangi Dua Puluh Tiga [23]

6.1K 450 15
                                    

Semalam Atha tidak menginap di kediaman mertuanya dan pagi-pagi ada panggilan darurat yang mengharuskannya datang ke rumah sakit. Jadi, hari ini Zaza lah yang akan mengantar Shaka ke sekolah. Sepulang mengantar sang keponakan kesayangan, Zaza tidak langsung ke toko melainkan kembali lagi ke rumah. Ada hal penting yang harus segera dituntaskan, sehingga dia izin untuk datang ke toko siang hari.

Saat sampai, rumah itu telah sepi. Semua penghuninya telah beraktivitas di temapt kerja masing-masing. Tinggalah hanya Zaza sendirian membawa langkah kakinya menuju ke kamar.

Di dalam kamar, Zaza segera mengambil kotak yang katanya berisi tentang seorang Atharizz. Dia sudah sangat penasaran apa isi kotak tersebut. Perlahan jari-jari lentiknya membuka kotak berwarna silver itu. Zaza meneguk salivanya kasar, detak jantungnya pun seketika berdegup kencang. Dia akan mendobrak batasannya. Mengulik semakin dalam pribadi seorang laki-laki yang pernah bergelar sebagai iparnya. Selintas pertanyaan lalu mampir di otaknya, apakah dulu Kak Yesha juga tahu tentang kotak ini? Entahlah, tapi sekarang dirinya sudah mendapatkan izin untuk membuka kotak itu.

Begitu kotak terbuka sempurna, napasnya seolah tercekat di tenggorokan. Dia mengira matanya salah menangkap sosok seorang wanita yang tercetak di kertas foto tersebut. Namun tidak, Zaza tidak salah lihat, itu memang foto dirinya. Terdapat dua buah foto dirinya. Pertama, saat di masjid kampus, dan foto kedua saat berada di taman tempat biasa Zaza mampir sepulang dari kampus.

Ini fotoku saat kuliah di Yogya. Bagaimana Bang Atha bisa mendapatkannya? Begitu banyak pertanyaan bermunculan di neuron otaknya. Berusaha keras dia mengingat-ingat, pernahkan mengenal sang kakak ipar sebelum pernikahannya dengan Yesha? Apa dia pernah mengalami amnesia hingga melupakan seseorang dari memorinya? Rasanya ini mustahil. Seberapa pun keras Zaza berpikir, tak bisa ditemukannya jawaban apa pun.

Yang selama ini diketahui, bahwa abangnya itu memang kuliah di tempat yang sama. Namun, jelas di tahun yang jauh berbeda. Selama di sana, tidak pernah sekalipun Zaza mengenalnya. Jika mereka tidak pernah saling mengenal, lalu untuk apa Atha menyimpan foto dirinya? Mengabaikan sementara deretan pertanyaan itu, Zaza mengambil sesuatu lainnya yang juga terdapat di dalam kotak. Sebuah kertas yang terlipat seperti sebuah surat atau catatan. Kertas itu terlihat lecek, seperti pernah diremas oleh seseorang. Tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya, segera dibacanya catatan tersebut.

* * *

In Memorian

Kutulis catatan ini sebagai pengingat, bahwa kau pernah hadir dalam hatiku dan masih bertahtah di sana sebagai penguasa ruang cintaku.

Aku memang salah, sangat salah. Dengan lancang menumbuhkan rasa yang seharusnya tak ada. Namun, aku tak kuasa. Hati ini telah memilihmu jauh hari sebelum pernikahan ini kulangsungkan.

Aku kira saat meninggalkan Yogya, tidak akan ada lagi kesempatan untukku bertemu denganmu, tapi sepertinya kerja takdir belum mau memisahkan kita. Walau hubungan ini tidak seperti yang aku harapkan.

Hari ini putraku telah lahir ke dunia. Aku sangat bahagia. Izinkanlah dia juga bertahta di hatiku, berdampingan denganmu dan istriku. Aku menyayanginya sama besarnya dengan rasaku kepadamu. Dan istriku juga tetap memiliki tempatnya di hatiku. Darah yang sama mengalir dalam tubuh kalian. Aku berjanji akan selalu menjaga dan membahagiakan Yesha untukmu.

Aku bisa melihat kasih sayang itu masih ada diantara kalian. Tapi sayang, ego masih membelenggu lisan kalian untuk saling meminta maaf dan bercerita rasa dari hati ke hati. Aku berdoa, semoga hubungan kalian akan kembali menghangat seperti dahulu.

PELANGI yang Sama (END) ✔ [Proses Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang