Pelangi Tiga Belas [13]

6.2K 457 18
                                    

Saat ini Atha sedang berada di ruang praktik rumah sakit. Sejak pagi, ramai pasien keluar masuk mengunjunginya untuk memeriksakan diri dan berkonsultasi. Dilihatnya arloji yang melingkar pas di pergelangan tangan kirinya. Masih ada satu jam lagi hingga waktu salat duhur tiba. Matanya sudah sangat berat, tapi cacing diperutnya mulai meronta kelaparan. Sejak semalam dia belum tidur, karena kembali ada pasien yang harus mendapat penanganan serius di ruang OK. Jadilah siang ini Atha merasakan tubuhnya begitu lelah.

Atha membuka lemari pendingin kecil yang ada di ruangan. Saat matanya melihat kotak bekal yang pagi tadi Zaza beri untuknya, semburat senyuman terbit di bibir. Kotak itu berisi puding aneka buah. Sejak pagi, inginnya dia segera menikmati puding itu, tapi kesibukan menahan Atha mewujudkan keinginannya. Sekarang saatnya dia akan memakan bekal itu terlebih dahulu, sebagai pengganjal lapar.

Atha menikmati bekal itu dengan lahap. Pernah dia berandai-andai, jika kembali memiliki istri, pasti akan ada yang senang hati membuatkan bekal sehat untuknya dan Shaka setiap hari. Beruntung, setiap mereka sarapan bersama Zaza, keinginan itu terwujud.

Hal ini membuat Atha ingin segera menghalalkan gadis itu. Dia tidak akan membuang waktu lagi untuk memperjuangkan cinta yang selama ini setia di jaganya dalam hati. Setelah malam-malam panjang, rutin dilisankannya nama sang adik ipar dalam untaian doa-doanya, Atha merasa kini saatnya dia menguatkan doa itu dengan ikhtiar nyata. Atha akan berusaha keras meyakinkan Zaza bahwa dia bersungguh-sungguh dan layak untuk dicintai.

Setelah menghabiskan bekalnya, Atha menuju ruang yang biasa dia gunakan untuk beristirahat. Empat puluh lima menit waktunya sebelum duhur, Atha memilih untuk tidur. Memberikan hak tubuhnya untuk beristirahat. Dalam ajaran agamanya, waktu tidur siang itu disebut sebagai Qailullah. Qailullah tidak perlu lama, cukup beristirahat kurang lebih 10 - 20 menit biasanya Atha sudah merasa segar kembali saat terbangun. Namun, karena siang ini dia sudah senggang dan semalam juga belum tidur, jadi Atha beristirahat lebih lama.

Qailullah merupakan bagian dari sunah Rasulullah SAW. Secara medis, qailullah ini mengandung banyak manfaat. Beberapa manfaatnya antara lain dapat mengobati insomnia, menurunkan tingkat stres, meningkatkan daya ingat dan produktivitas, serta mencegah terjadinya penyakit jantung.

Tepat waktu duhur, aplikasi di ponsel pintar milik Atha menyala. Alarm itu otomatis membangunkan dirinya dan membuatnya segera melangkahkan kaki menuju tempat salat berjamaah.

"Sus, apa masih ada antrian pasien lagi setelah ini?" tanya Atha setelah dia selesai melakukan salat duhur dan kembali ke ruangan.

"Ada dua pasien lagi yang sudah buat janji sekitar jam satu, Ibu Nadia dan Ibu Juniara."

"Ok. Saya ke kantin dulu. Nanti sekitar jam satu saya balik lagi ke sini."

"Baik, Dok."

Atha menuju kantin untuk makan siang. Selesai menuntaskan urusan lambungnya, dia kembali bertugas di ruangan. Sekitar pukul dua siang, jadwal praktek dan visit ke ruang VK selesai. Atha lalu mengambil gawai dari dalam laci dan menelepon seseorang.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam. Eh, Nak Atha. Ada apa telepon ayah siang-siang begini?"

Iya, saat ini Atha sedang menghubungi Ayah Zaza. Dia akan merealisasikan ucapannya untuk meminta restu sang ayah.

"Apa sore ini Ayah sibuk? Aku ingin bicara pada Ayah."

"InsyaAllah sehabis asar Ayah sudah senggang. Ayah tunggu kamu di rumah."

"Kira-kira sore ini, Ibu dan Zaza sudah di rumah apa belum, Yah?"

"Sepertinya belum. Tadi Ibu bilang kalau mereka ada pesanan untuk diantar malam hari. Jadi, kita bisa leluasa berbicara berdua. Bagaimana?"

PELANGI yang Sama (END) ✔ [Proses Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang