With smile on my face
And finally
The path i was walking come to an end
I reached you
**
2017
Arbinta
Semenjak gue sadar gue suka sama dia, yaudah gue jujur aja sama diri gue sendiri.
Gue mulai gila, gue ngeliatin foto-foto dia di Instagram, kadang gue ngeliatin hp nunggu chat dari dia, tenang gue nggak cuma nunggu. Gue ngechat duluan.
Tapi dia lagi sibuk ngurusin lombanya itu. Jadi kalau dia balasnya baru malam ya gue maklum banget karena gue tau kaya apa waktu Ezra lomba. Da aku mah apa atuh? masa posesif kan nggak lucu.
Gue juga belakangan sibuk. Karena gue harus ngejar ketertinggalan gue supaya gue bisa ngejar lulus tahun ini.
Tahun-tahun akhir tuh waktunya kita benar-benar jadi jarang ke kampus dan mata kuliah cuma sedikit, paling banyak 4.
Gue sih masih agak banyak karena gue semester lalu nggak bisa ambil SKS banyak, jadi gue semester ini ngambil banyak SKS dan Skripsi untuk ngejar. Apa nggak pecah tuh kepala gue?
Hari-hari gue belakangan cuma diisi sama latihan band karena gue ada acara di Surabaya minggu depan. Hidup gue cuma kuliah, rumah Anggrek, studio, sama kangen. Hehe.
Waktu gue pulang dari studio malam hari, tumbenan banget rumah Anggrek rame. Kalau rumah anggrek rame tuh sebelas dua belas sama ada khitanan di rumah. Kenapa? Mobil diparkir di luar rumah ada 2, di dalam ada satu dan ada motor. Kaya rame banget kan? Padahal cuma 5 orang.
Masuk rumah, ada dua orang di meja makan, satu orang di ruang TV, satu orang lagi? Nggak tau kemana kayaknya masih di kampus karena motornya nggak ada.
Gue pulang ke rumah sempat berenti di Taman Menteng tadi beli batagor, kalau liat orangnya macem begini mah alamat gue cuma makan satu. Apalagi tuh ada si duo vacum Sena sama Theo.
"Ezra mana?" Gue mengambil minum di kulkas yang ada di sisi samping mereka berdua yang lagi duduk sebelahan di depan laptop masing-masing dengan seriusnya.
Nggak ada yang jawab.
"Oi, Ezra mana?" Gue berbalik menghadap mereka.
"We-" Yah anjing pantesan make headset tuh anak berdua. Kaya orang bego gue ngomong sendiri nunggu dijawab.
"Woi!" Gue menggebrak meja pelan tapi lumayan bersuara karena tangan gue gede kali ya sampe si Theo di depan yang lagi nonton TV ngomel.
"Apaan sih anjir?" Dio ngomel dan melepas headsetnya sebelah.
"Gue nanya lo pada diem aja. Pada ngapain sih?" Gue memutar meja makan berdiri ditengah mereka.
Yaelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost & Found [CHANxSEUL]
Fanfiction[SELESAI] Binta tidak punya banyak harapan, hanya satu. Untuk diterima. Abel tidak pernah meminta, tetapi dia selalu menerima dan tidak bisa menolak. Mereka bertemu, untuk saling belajar dari kekurangan mereka dan menemukan kebahagiaan mereka. NOTE...