Memendam rasa itu buruk
Rasa benci, marah, kecewa
Termasuk rasa sayang
Karena semakin dipendam
Bahaya
Jadi makin sayang
**
2019
Abella
Hampir seminggu lebih gue nggak bareng sama dia, bahkan wangi mobil dan parfum yang biasa berada di sekitar gue, perlahan tergantikan menjadi wangi maskulin tapi manis yang berasal dari Ezra.
Dan hari ini, gue nggak nyangka kalau harum seseorang bisa membuat gue serindu ini. Seolah sesuatu yang biasa ada di dekat gue sempat menghilang dan datang lagi.
Seperti biasa, Arbinta memang selalu diluar dugaan gue.
Berawal dari keluar Hotel Aston kemudian kita berjalan di sekitaran Selamet Riyadi dengan ke-soktau-an Binta.
"Kita kemana?" Gue bertanya dan dia lagi sibuk nyetir.
"Nggak tau."
Tuhkan. Kebiasaan.
"Ih katanya tadi lo ngajak apa? Nge date?" Gue bertanya agak heran.
"Hahaha. Jalan aja maksudnya. Mau emang nge date sama gue?" Binta tertawa kecil dan nengok ke gue.
"Nggak. Kalau nge date sama lo gue nggak pulang. Hahaha. Lo kan hobi jalan-jalan kemana -mana."
"Traveling sama gue, Bel. Gue bawa keliling Indonesia, baru dunia. Hahaha."
"Nggak punya rumah dong nanti?"
"Punya lah, digendong."
"Kaya UP ya? Hahaha."
"Iya bener. Hahaha nyambung otak gue sama lo ternyata."
Ya gini aja kita. Jalan keliling nggak jelas dan ngobrolpun nggak jelas.
Tiba-tiba Binta berhenti di pinggir jalan.
"Yuk turun."
Gue melihat sekeliling dan nggak tau mau ngapain karena ini betul-betul pinggir jalan.
"Markobar." Binta nunjuk dari dalam mobil dan gue langsung nengok.
Kita berdua turun dari mobil dan langsung keseberang jalan. Lumayan ramai ternyata, dan gue juga baru tau kalau itu baru buka malam. Pantas aja kalau ramai.
Binta beli ukuran yang nggak terlalu besar. Untuk kita makan berdua doang. Di mobilnya ada banyak air mineral botol yang bikin gue jadi salah fokus.
"Lo ngapain bawa minum sebanyak itu?"
"Haus Bel. Jakarta-Solo. Sendiri. Kosong pula." Gue paham maksudnya dia.
Nggak lama dari sana, kita udah sampai lagi. Gue nggak tau tempat apa tapi yang jelas kaya tempat wisata gitu dan dia buka malam hari.
"Ngapain Bin?" Gue bertanya lagi.
"Nonton wayang orang. Hahaha."
"Emang lo ngerti?"
"Nggak sih. Tapi ada subtitlenya kok, udah sampai sini kalau nggak kesini kayaknya sayang deh."
"Tadinya gue mau ngajak lo nonton sendratari Ramayana di Prambanan, tapi jauh. Besok lo tender kan? Kapan-kapan aja deh."
"Emang lo suka nonton ginian?" Gue bertanya ke Binta sangsi.
"Gue juga belum pernah Bel. Hahaha. Eh tapi kayaknya waktu gue sering ke Malang pernah nonton deh. Lupa gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost & Found [CHANxSEUL]
Fiksi Penggemar[SELESAI] Binta tidak punya banyak harapan, hanya satu. Untuk diterima. Abel tidak pernah meminta, tetapi dia selalu menerima dan tidak bisa menolak. Mereka bertemu, untuk saling belajar dari kekurangan mereka dan menemukan kebahagiaan mereka. NOTE...