Satu yang gue pelajari,
Jangan benci sama orang sampai lo nggak sudi sebelahan sama dia
Orang yang paling lo benci, bisa jadi adalah orang yang nolong lo nanti
Kaya sekarang, gue hampir benci orang
Yang ternyata golden pass gue
Menuju masa depan
Dasar bodoh
**
2019
Abella
Setelah kejadian Solo, sampai Jakarta akhirnya nggak ada salah satu dari mereka yang ngantar gue ke apartement.
Kakak gue yang jemput gue, dan kita berempat bertemu di Gambir. Binta, Ezra, gue, dan kakak gue.
"Eh ada kakaknya." Begitu yang Ezra bilang waktu ngelihat gue udah dirangkul sama kakak gue.
"Loh kok ada lo Bin?" Mas Javin nanya ke Binta yang masih beler karena dia kayaknya baru bangun.
"Hada hurusan vang." Ada urusan bang. Binta ngomong gitu tapi sambil nguap dan mengusap muka sampai rambutnya sekarang jadi berantakan nggak karuan. Hahaha.
Mas Javin cuma merhatiin dia doang dan setengah tersenyum.
"Makasih ya udah jagain adek gue. Ngantuk kan lo berdua? Balik sana. Lanjutin tidur."
"Ini gue mau ngambil mobil bang." Ezra sekarang yang jawab.
"Sempat tidur di rest area sih kita soalnya sampai KM 50 masih jam 10an."
"Gue sih tidur bang. Hahaha. Gue yang duluan bawa soalnya." Binta nyaut.
"Kelihatan. Lo aja ngomong sama gue sambil nguap tadi hahaha."
"Yaudah sana balik. Makasih ya." Mas Javin senyum sama mereka dan ngajak gue pulang.
Mas Javin nggak ngomong apa-apa, esok harinya pun juga, cuma percakapan kakak-adik biasa.
Malam harinya, Mas Javin mulai bertanya.
"Bel.." Mas Javin mengganggu gue yang lagi ngurusin kerjaan dan ngedit sedikit skripsi gue.
"Udah sampai mana?"
"Dikit lagi."
"Kemarin gimana di Solo?" Gue tau dia pasti mau tanya itu.
"Seru mas." Gue menghentikan pekerjaan gue dan Mas Javin merhatiin gue sambil senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost & Found [CHANxSEUL]
Fanfiction[SELESAI] Binta tidak punya banyak harapan, hanya satu. Untuk diterima. Abel tidak pernah meminta, tetapi dia selalu menerima dan tidak bisa menolak. Mereka bertemu, untuk saling belajar dari kekurangan mereka dan menemukan kebahagiaan mereka. NOTE...