Tuhan,
Aku memang pendosa
Tapi tolong
Untuk kali ini saja, kabulkanlah anganku
Jangan jauhkan dia lagi
Karena jika hangatku pergi
Aku akan terus membeku
Kemudian mati
**
2019
Arbinta
Nggak kerasa, udah dua minggu Abel di Jakarta. Dan yang luar biasanya, udah dua minggu juga gue ngerjain skripsi. Bangga nggak lo sama gue?
Emang kadang tuh yang dibutuhin manusia cuma motivasi. Waktu temen-temen gue lagi pada sibuk ngurusin skripsi dulu, gue lagi sibuk ngulang mata kuliah sambil skripsian yang nggak maju-maju.
Sepele sebenernya alasan gue ngulang mata kuliah. Karena nilai gue nggak tinggi-tinggi amat, karena gue nggak masuk kelas, terakhir karena gue emang nggak lulus.
Bangsatnya, waktu gue lagi nyusun skripsi dulu dan udah punya dosen pembimbing, nggak taunya doi malah lanjut S3 di luar negeri, lama-lama gue susah asistensi akhirnya jadilah gue baru skripsi lagi sekarang.
Gue skripsian nggak sendirian sekarang. Kadang sama si Mbak Abel hehe. Kadang kita ke cafe Java punyanya Javin. Hari ini gue rencana mau skripsian di rumah anggrek. Tapi ini masih jam 5 subuh.
Abel kebetulan mau minta tolong dibantuin sama Ezra. Sebenarnya tadinya dia mau minta tolong Sena karena mereka sejurusan. Tapi sebelum Abel nanyapun gue udah tau jawabannya.
"Hah? Geotek? Aduh salah orang lo, kalau lo nanya gue, ambles nanti tanah lo. Atau kalo nggak ambles ya paling jadi miring gedungnya kaya Menara Saidah mao?"
Akhirnya, gue menyarankan Ezra. Dia termasuk pintar di Mekanika Tanah kata Sena, bahkan nilainya A cuma semester 4 nilainya C karena ketauan manggang kue kering di lab tanah.
Selama dua minggu dia di sini, hari-hari dia cuma nemenin gue latihan, jalan-jalan ketempat yang dia mau. Sesekali ke Bandung tapi balik lagi, makan, dan main.
Gue punya rencana ke puncak dari minggu lalu, tapi gue harus asistensi. Ciaa gaya bener gue sekarang asistensi. Jadi baru sempat sekarang.
Karena si pelor-gue panggil pelor karena dia nempel dikit molor- baru sampe rumah malam, jadi gue perginya sekarang. Iya. Gue udah di drop off apartemen Javin dan nunggu si mbak Abel.
Gue baru mau nelpon dia, eh dia udah muncul. Cantik betul si mbak. Nggak kaya biasanya pakaiannya agak serampangan, nggak serampangan juga sih cuman ya apa adanya tapi tetep cantik kok.
Kali ini dia pakai baju santai tapi lebih girly, make upnya sederhana dan rambutnya seperti biasa dikuncir. Nggak lupa sama sepatu Conversenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost & Found [CHANxSEUL]
Fanfic[SELESAI] Binta tidak punya banyak harapan, hanya satu. Untuk diterima. Abel tidak pernah meminta, tetapi dia selalu menerima dan tidak bisa menolak. Mereka bertemu, untuk saling belajar dari kekurangan mereka dan menemukan kebahagiaan mereka. NOTE...