EPISODE 1

5 0 0
                                    

SAMPAI AKHIR HAYAT

EPISODE 1

Pagi fajar. Kubuka jendela kamarku. Bau fajar yang begitu sejuk menusuk hidungku. Aku memang biasa bangun dini hari.
Setiap hari kegiatanku membantu Ummah membuat racikan jamu herbal yang aku titip titipkan ke warung sebelum aku berangkat kerja.
Aku bekerja di toko pakaian yang sekalu ramai , apa lagi jika hari libur.

"Ruminah , nanti kalo pulang kerja Abah nitip bebek goreng boleh ?" Ucap abah usai sholat subuh dari Masjid.

"Iya Bah, tapi Rum pulangnya agak maleman gapapa ?" Tanyaku.

"Gak apa apa, Abah lagi pengin banget bebek goreng" Katanya.

"Siap kapten !" Seruku sembari memberi tanda hormat pada ayahku.
Dia mengacak rambutku. Aku sangat menyayangi Abbah, dia adalah sosok ayah yang baik , bertanggungjawab dan salikh.

Setelah selesai meracik racik jamu, pukul 7 pagi aku mandi , dan kemudian sarapan. Aku berangkat bekerja mengayuh sepeda sambil menitipkan jamu Ummah ke warung warung.

Sampailah aku di toko BETY toko baju tempat aku bekerja di kota ini.
Seperti biasa ku rapikan baju baju yang ada di sini.

"Rum, ada yang mau Abang bantu ?" Tanya Bang Nuzul menyapa.

"Gak bang, ini aku bisa kerjain sendiri . Abang juga ada kerjaan kan ?" Tanyaku balik.

"Iyaa kali aja Rum mau Abang bantu" Tawarnya lagi. Aku hanya menggeleng dan senyum getir.

Aku sebenarnya agak risih dengannya, tapi aku tidak enakan, makanya kadang aku tetap menjawab meski singkat untuk sepantasya.

"Ngobrol terus ! Kerja!" Seru Bu Nila, anak pemilik Toko BETY, entah kenapa dia begitu sinis padaku, padahal Ibunya Bu Sandra, sangat baik padaku.

"Maaf bu" Ucapku sambil berlalu memisahkan diri dari Bang Nuzul.

Saat aku sedang merapikan sisi yang lain, tiba tiba Bu Nila, seorang yang kuperkirakan usianya 26 tahun mendekatiku.
"Ruminah, kalo mau awet di sini gak usah keganjenan" Katanya jutek.

"Maaf Bu, memangnya kenapa ? Apa salah saya ? Saya gak pernah berbuat aneh aneh bu" Jawabku.

"Dasar kamu tuh ya kamu tuu" ucapnya meggantung.

"Kenapa Nila ?" Tanya Bu Sandra.

"Gapapa Mah, inget Rum ! Kerja yang bener!" Ucapnya sambil berlalu.

"Udah ya, gak usah diambil hati, lanjutin kerja lagi" Ucap Bu Sandra lembut dan tegas.

"Baik bu" Sahutku.

Pukul 12.30

Usai sholat dhuhur, aku makan bersama Mba Meli dan Rika, sahabatku.

"Eh Rum, kayaknya Bu Nila sinis banget ya sama kamu" Ucap Mba Meli.

"Tau deh, kayaknya dia cemburu sama kamu" Tambah Rika.

"Hah ? Emang aku ngapain Mba Meli ? kan aku cuma karyawati kok cemburu" Tanyaku tidak mengerti.

"Hmm kamu gak tau ya,denger denger nih, Bu Nila itu temen sekolahnya Nuzul dulu, dia itu pernah suka sama Nuzul, tapu seleranya Nuzul yang kaya kamu ini, jilbabnya panjang" Jawab Mba Meli.

Kutelan ludahku ini. Rasanya Nasi goreng buatan Ummah untuk bekal mendadak bikin kenyang.

"Kalo gitu, aku jauhin Bang Nuzul aja lah dari pada masalah" Tukasku.

"Nah bener, aku juga mau bilang gitu" Kata Rika mengimbuih.

Selesai makan akupun kembali bekerja. Seperti biasa, aku pun beberes dan menghitung tandon untuk persediaan baju yang akan digantung.

"Rum" Panggil Bang Nuzul.

"Aahh aku mau ke sana ya bang" Jawabku menghindar.
Sebenarnya aku sudah menyapu, tapi aku pura pura saja untuk menghindari fitnah.

Akupun heran. Aku bahkan sama sekali tidak pernah ada menaruh rasa pada Bang Nuzul. Tapi dia menghujaniku perhatian yang malah membuatku risih.
Di hatiku hanya ada satu nama, yaitu Ghofar. Sahabatku saat SMK, kami dekat meski beda jurusan. Aku mencintainya tapi aku diam. Sejak lulus dua tahun yang lalu, dia menghilang tanpa kabar, bahkan belum sempat aku menyatakan cintaku. Entahlah, aku rindu hanya saja aku malu.

"Permisi Nona" Sapa seseorang membuyarkan lamunanku.

"Ya Allah Ya Robbi !! Ghofar" Ucapku. Ku tepuk pipiku berkali kali, aku takut hanya halusinasi setelah aku memikirkannya.

"Haha kok kaget sih liat aku ? Emang aku demit " Sahutnya.

"Ya Allah Ghofar, kok kamu di sini ?" Sengaja ku keraskan suara agar Bang Nuzul menoleh.

"Iyaa tadi aku ke rumah Ummah, katanya kamu kerja di sini, bagi nomerhape ya. Sekalian aku mau beli kaos lah. Nanti malem kita makan yuk" Ajaknya.

Ku anggukan dengan senyuman sumringah. Bertapa tidak ! Ghofarku kembali. Eh kok Ghofarku sih ?

Aku lanjutkan kerjaku dengan riangnya. Pulangnya aku membeli bebek goreng 5 porsi yang terkenal enak sambelnya.

SAMPAI AKHIR HAYATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang