EPISODE 34

3 0 0
                                    

SAMPAI AKHIR HAYAT

EPISODE 34

Sebulan sudah kematian Kak Nila. Kini rumah ini kembali sepi, hanya ada aku, Mas Yudha, dan Arya. Bayi tampan yang begitu pengertiannya padaku.

"Sayang. Arya sudah tidur ?" Tanyanya Mas Yudha menggoda. Dari aromanya aku tau apa maunya.

"Sabar mas, sebentar lagi ya. Tuh liat, mukanya mirip banget sama Mas" Jawabku.

"Iyaa donk. Alhamdulillah. Arya adalah hadiah terbaik ya" Sahutnya. Aku mengangguk dan masih mengeloni Arya. Selesainya, aku bangkit dan memenuhi kebutuhan suamiku. Jangan tanya mau apa ! Kamar ini lampunya dimatikan da pintu selalu dipastikan terkunci ! Pembaca jangan ngintip yaaa...

"Mas, makasih ya" Ucapku yang memuaskanku sampai tiga ronde.

"Sama sama Mas juga makasih sayang" Balasnya. "Oh ya ini Mas ada hadiah buatmu" Katanya sambil mengambil surat surat dalam map coklat.

"Apa itu mas ?" Tanyaku.

"Inii.. Taraaaa" Kata Mas Yudha sambil menunjukka isi surat, bahwa seluruh rumah , dan kebunnya atas namaku.

"Looh ini ? Kapan aku tanda tangan ?" Tanyaku heran.

"Waktu kamu tanda tangani surat setuju dipoligami, Ya mas sodorkan saja surat ini. Niatnya emang mau bikin kejutan" Jawbanya.

"Mas, ini buat aku semua ?" Tanyaku memastikan.

"Iya dong, kamu adalah istri Mas Yang sangaaattt istimewaaaa" Katanya memelukku. Malam ini aku tentu sangat bahagia. Tapi senyumku kembali menyurut.
"Loh kenapa sayang ?" Tanyanya.

"Mas. Aku memang saat inu bahagia memiliki kamu, juga Arya. Tapi semua ini hanya sementara. Aku takut Mas." Ucapku.

"Sayang. Semua itu pasti terjadi. Makanya aku berikan semua ini untuk kamu. Yang terpenting sekarang adalah, kita sama sama bahagia saat hidup bersama" Ucapnya.

"Mas aku mencintaimu" Ucapku tulus. Kali ini aku benar benar jujur.

"Mas juga mencintaimu Ruminah".

"Perutku kok agak sakit ya, apa aku mau haid ya Mas ?" Tanyaku menerka.

"Yaa kalo dirasa begitu pake pembalut sayang , biar gak tembus kaya waktu itu, pas kita bertengkar" Jawabnya.

"Oh ya, itu Mas yang gantikan ?" Tanyaku. "Kok aku sampe gak kerasa ?" Tanyaku lagi.

"Yaiyalaahh, kamu pulesnya kebangetan, sama sekali gak gerak sampe melongo, ngiler lagi hahaha" Mas Yudha malah meledekku.

"Iihh beraniya yaa, sebel deh ah" Kucubit hidung mancung suamiku.

Saat itu juga aku langsung mandi tengah malam, karena kami ingin mengobrol saja dan tidak tidur. Malam itu kami habiskan waktu yang indah. Bersamanya aku beecinta, bercengkerama, menonton film di tv, tak lalali juga mengurus Arya yang memang suka begadang. Malam itu kami bertiga mengambil swa foto. Aku sangat bahagia, seperti inikah rasanya berkeluarga ?

Sampailah pada subuh. Arya yang sedari semalam minta ditimang ayahnya terus terusan, kini tenang dan tidur nyenyak. Mas Yudha beberapa menit menciumku, memelukku dengan hangat.
karena Arya nyenyak, kamipun sholat bergantian, aku yang selalu didahulukan. Suasana sangat dingin, ditambah lagi diluar hujan lebat.

Usau aku sholat, Mas Yudhapun sholat. Aku membuat teh hangat untuk pagi ini. Mas Yudha juga libur, sebelum dia tidur, kuberi kehangtan lewat teh dan cemilan yang sudah ada di toples.

Saat aku kembali ke kamar membawa sajianku Mas Yudha masih sholat. Dan bersujud. Tapi kenapa lama sekali ? Apa dia berdoa di sujud terakhir ?

Karena sampai 18 menit masih dalam posisi yang sama, akhirnya ku panggil. Jangan jangan dia ketiduran karena semalam begadang ?

SAMPAI AKHIR HAYATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang