EPISODE 16

3 0 0
                                    

SAMPAI AKHIR HAYAT

EPISODE 16

POV Kenzo (Lutfhi)

Aku sangat geram melihat tingkah Yudha yang mempermainkan wanita. Dia sudah mengambil Sisil dariku kemudian memangsa Ruminah dan Martina ! Keterlaluan.
Untung aku berhasil merekam mereka dengan camera tersembunyi yang ku pasang di kalung Martina.

"Kenzo. Aku pulang yaa" Pamit Ruminah setelah dia melepas cadarnya saat kami masih di cafee cempaka.

"Naik apa Rum ?" Tanyaku.

"Angkot, motorku pagi tadi di bengkel jadi aku naik angkot" Jawabnya.

"Aku antar ya" Tawarku. Kali ini aku menggunakan mobilku sendiri. Mamah yang telah membawanya untukku.

"Emm yuk" Jawabnya sumringah. Ruminah, cantik sekali senyumnya itu. Tigkahnya yang manja terhadapku meski aku belum menjawab cintanya, membuatku ingin segera memilikinya.
"Kenzo ?" Tanyanya membuyarkan lamunanku.

"Ahh iya ayo" Ajakku.

Sampailah kami di rumah Ruminah.

"Ayo mampir Kenzo" Ajaknya. Akupun menuruti tawaran gadis yang lebih muda 10 taub dariku.

Aku memasuki rumahnya. Sejuk sekali di sini. Aku bertemu dengan kedua orangtuanya.
Aku mengobrol dengan yang disebut Abbah oleh Ruminah, ku panggil saja dia Abbah.

"Nak Kenzo teman sekerjaan ya sama Ruminah ? Tiap hari dia cerita tentang kamu terus" Katanya. Aku sedikit kaget.

"Iyaa, kami sempat satu bagian sebelum Ruminah dipindahkan menjadi asisten durektur" Jawabku.

"Seberapa dekat kalian?" Tanya Abbah. Aku sedikit gelagapan.

"Eehh hehe saat ini kami hanya teman Bah" Jawabku.

"Nak Kenzo. Maaf ya langsung saja Abbah mau sampaikan sesuatu" Ucapnya agak berbisik.

"Apa itu Bah ?" Tanyaku penasaran.

"Ruminah sepertinya mencintai kamu. Saat dia ditemukan pingsan di gudang bersamamu, saat belum siuman dia menyebut nyebut nama Kenzo. Abbah adalah cinta pertamanya, sangat tau jika anak Abbah sedang jatuh cinta, dari cara bicara, menceritakan tentangmu, berbeda dengan teman sebelumnya. Jika Nak Kenzo juga mencintai Ruminah, segeralah kalian menikah, jika tidak , tolong katakan pada Ruminah kalau Nak Kenzo ingin menjauh" Jelasnya panjang lebar.

Aku bingung. Tentu saja sekarang juga aku ingin menikahi putrimu itu Bah ! Tapi belum bisa.
"Begini Abbah. Sayapun sangat mencintai Ruminah. Tapi saat ini ada tugas yang harus saya selesaikan, jika nanti telah selesai, saya berjanji akan melamar dan menikahi Ruminah. Ruminah adalah gadis yang baik saya tulus mencintainya" Jawabku.

"Baiklah. Berjanjilah menjaga Ruminah, jangan berbuat jauh dulu sebelum halal ya. Juga satu lagi, Ruminah adalah anak yang manja, titip dia yaa" Kata Abbah.

"Baik Abbah" Sahutku.

"Ahh iya sudah sholat isya ?" Tanya Abbah.

"Belum" Jawabku senyum.

"Kalau gitu sholat isya dulu ya, yuk Abbah antar ke mushola" Titahnya.
Akupun menurut dan mengekorinya ke tempat wudhu dan mushola di rumah ini. Bahakan rumah Papah sebesar itupun tidak ada musholanya ! Aku lupa kapan terakhir aku sholat. Lama sekali. Masuk di rumah ini seperti angin sejuk, seandainya aku yang menjadi anak dari keluarga Ruminah, pasti aku akan bahagia meski mereka tidak terlalu kaya.

Selesai sholat aku diajak makan. Damai sekali rasanya. Masakan di rumah inipun lezatnya tak kalah dengan restaurant.

"Ruminahh, aku pamit dulu ya" Ucapku selesai makan bersama.

SAMPAI AKHIR HAYATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang