EPISODE 6

4 0 0
                                    

SAMPAI AKHIR HAYAT

EPISODE 6

POV Nuzul

Bebenah. Setiap malam saat toko tutup inilah pekerjaanku. Sejak Ruminah lenyap dari sini, akulah yang menggantikan posisinya merapikan baju baju setiap akan ditinggal pulang. Malam ini entah kenapa aku rasa begitu pusing. Aku rindu sosok Ruminah yang imut dan ceriwis, kuanggap dia adikku , karena memang dia persis seperti Naura, kembaranku yang lima tahun lalu meninggal. Kehadiran Ruminah mengingatkanku padanya setiap saat. Sejak saat itulah aku menyayangi Ruminah, melampiaskan perhatian kecil dan segala rasaku terhadap Ruminah, bayangan dari Naura. Namun rupanya inilah akar masalahnya. Nila kakak kelas yang dulu mengincarku dan pernah hampir melecehkanku saat sekolah, cemburu besar pada Ruminah. Entah kelainan jiwa apa dia hingga kejadian malam itupun tiba.

Setelah pulang kerja aku merasakan pusing dan hampir jatuh.
"Bang Nuzul" Panggil Ruminah. Aku ragu antara sadar atau tidak, dia mendekatiku.
Ruminah dan jilbabnya yang lengkap itu, menindih tubuhku di ruang tandon baju baju. Di sini hanya aku dan dia.
Mulutku kelu saat aku ingin bertanya mengapa dia di sini ? Bukankah dia dipecat tiga bulan yang lalu ?

"Bang" Panggilnya lembut. Dengan lembut Ruminah mencium bibirku. Demi Allah, hatiku menolak, aku tidak ingin terjadi apapun diantara kami. Tapi Ruminah begitu agresif mencumbuku bertubi tubi hingga sisi kelakiankupun terbangun. Selanjutnya aku hanya melihatnya senyum dan dia terus meraba seluruh tubuhku.

Pukul 2.30 Pagi.

Aku terjaga dari tidurku. Rupanya tentang Ruminah itu hanya mimpi. Aku sedikit bergidik, membayangkan bersetubuh dengannya yang kuanggap adik kembarku.
Namun betapa terkejutnya aku, saat aku betul betul hanya berselimut dan tidak menggunakan pakaian apapun. Ku lihat wanita tidur memunggungiku.

"Ruminah, rum" Panggilku. Dia menoleh.
Deg !! Bukan Ruminah ! Tapi Nila ! Ku usap mataku keras keras, ku cubit pipi ku , ini bukan mimpi !
Sedikit darah bercecer di kasur ini, ini bukan di kostku melainkan kamar entah siapa, mungkin kamar Nila.
Astaghfirullah Ya Robb, apa yang sudah aku lakukan.

"Kenapa Nuzul ?" Tanyanya.

"Nila ! Kenapa kita berada di sini ? Nila jelaskan padaku !" Sungutku seraya memakai bajuku yang berserakan di lantai.

"Kamu kok tanya kenapa ? Ya yang biasa sepasang dua sejoli lakukan di hotel ngapain, kamu tau kan" Jawabnya.

"Astaghfirullah Nila. Demi Allah aku gak pernah niat sedikitpun melakukan ini" Ucapku serak. Hatiku sakit aku merasa aku tidak melakukannya.

"Hmm ya niat atau ga, nyatanya udah kejadian, tapi makasih ya Nuzul, milikmu itu memuaskanku. Hasratku terhadapmu sudah aku dapatkan" Jawabnya santai tanpa dosa.

"Demi Allah Nila, aku tidak ridho !. Kau menghancurkanku Nila ! Menjijikan sekali perbuatanmu ! Kamu ini wanita bisa bisanya berbuat begini" Teriakku.

"Lalu apa bedanya denganmu yang membuat ini ? Kamu juga sudah merenggutnya" Tukasnya sambil menunjuk ke arah kemaluan yang sedikit bercak darah , juga pada sprei.

"Nila. Tolong lepaskan aku. Nila, kau sudah dapat yang kamu mau. Tolong sekarang lepaskan aku" Ucapku Negosiasi.

"Hmmm baik. Kalau begitu kamu harus bayar denda kontrakmu dalam waktu dua hari, jika tidak maka aku akan terus mengejarmu sampai aku puas" Ucapnya senyum.

"Baiklah. Jika itu maumu. Aku akan kembaikan uang limapulih tigajuta dakam waktu dua hari. Selanjutnya aku pergi dan berharap tidak akan bertemu denganmu lagi" Ucapku berlalu dari kamar hotel laknat ini. Kutinggalkan saja Nila di kamar tadi. Aku pusing, aku merasa aku telah dijebak.

SAMPAI AKHIR HAYATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang