EPISODE 22

3 0 0
                                    

SAMPAI AKHIR HAYAT

EPISODE 22

Tok tok tok ! Ku ketuk Pintu rumah Luthfi yang tertutup rapat.

"Sayang ?" Sapanya saat membukakan pintu untukku. Akupun masuk, namun Luthfi kembali menutupnya.

"Langsung ke sini saja, tubuhku amat lelah, ingin rebahan" Titahnya mengajakku ke kamarnya.

"Aku juga lelah" Sahutku.

"Kau kenapa ? wajahmu ditekuk begitu" Tanyanya.

"Pertama, kenapa kau menghilang tiba tiba ? Dan yang kedua, aku tau kau begitu sedih atas kematian Mbak Sisil. Apa kau masih mencintainya ?" Tanyaku ngegasss.

"Tentu saja, aku segera menaruh bukti itu dan kutitipkan pada Mamahku agar aman, lalu aku kembali ke sini" Jawabnya.

"Lalu tentang Mbak Sisil ?" Tanyaku mempertegas.

"Yaah Sayang, aku memang merasa bersalah. Sangat bersalah. Kematian Sisil, akulah penyebabnya" Jawabnya. Luthfi mengusap kasar wajahnya.

"Maksudmu apa ? Kau melakukan apa ?" Tanyaku bingung.

"Begini" Luthfi menceritakan kejadian saat memergoki Sisil mengambil berangkas sampai pada akhirnya kematian Mbak Sisil.

"Maafkan aku sayang. Aku tidak tau itu" Sahutku merasa bersalah. Aku tau persis bagaimana rasanya menjadi Luthfi.

"Aku juga minta maaf ya, membuamu sedih" Luthfi menatapku dengan tulus. Lagi lagi dia berhasil meluluhkan hatiku. Lelaki yang selalu membuatku mabuk setiap hari.

"Sayang, bobok yuk" Ajaknya. "Aku lelah sekali, semalaman tidak tidur.

"Ya sudah yuk" Aku berbaring di samping Kenzo alias Luthfi. Mulai terlelap dan sangat nyaman.

Braaagggkkk !!! Aku sontak kaget dan terpenjat melihat suara itu. Masih ku ucek ucek mataku. Belum sempurna aku bangun karena masih baru barunya lelap.

"Bangsat kau Kenzo !!" Teriak Yudha yang sudah merusak daun pintu kamar yang kami tempati. Tanpa aba aba Yudha menarikku berdiri di sekapannya. Sangat kasar.

"Sakit Mas" Teriakku.

"Sakit mana ! Kamu itu wanitaku yang mau aku nikahi ! Kenapa malah tidur dengan bajingan ini !" Sungut Yudha masih memegangiku.

"Kami tidak berbuat apapun" Jawab Luthfi.

Bugh !! Anak buah Yudha memukul Luthfi sampai keluar darah segar di ujung bibir.

"Kenzo !! Jangaaann" Teriakku. Aku kawatir karena Yudha menyeretku ke mobilnya, dan tiga anak buahnya masih mengeroyok.

"Bawa dia !" Titah Yudha. Anak buah Yudha membawa Luthfi ke mobil yang satunya, sedangkan aku bersama dengan Yudha.

"Mas ! Kamu keterlaluan !" Sungutku.

"Kamu yang keterlaluan Ruminah ! Kamu pacarku bisa bisanya tidur dengannya !" Yudha matanya merah tajam , amarahnya membuncah.
"Aku mengikutimu sejak tadi ! Aku curiga kau tidak pulang ke rumah, tapi aku tidak menyangka kau akan berbuat serendah ini Ruminah !"

"Mas ! Bebaskan aku ! Bebaskan Kenzo !" Sungutku balik.

"Aku akan bebaskan Kenzo jika mau menikah denganku sekarang juga !" Titahnya.
"Atau dia akan tiada secepatnya !" Yudha mengancamku. Aku takut. Kalut pikiranku tenyang Luthfi.

"Mas, kenapa kamu mengancamku ?" Sergahku.

"Karena aku mencintaimu ! Tapi kamu berkhianat !" Yudha masih membentakku di mobil.
"Menikah sekarang ! Atau Kenzo lenyaapp!!

SAMPAI AKHIR HAYATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang