EPISODE 17

2 0 0
                                    

SAMPAI AKHIR HAYAT

EPISODE 17

POV Kenzo (Luthfi) 2

Sekian lama menunggu Sisil, tak terasa sudah jam 10 siang. Aku kembali ke kantor. Aku terkejut dengan sosok wanita yang tiba tiba ada di ruanganku. Entah kenapa banyak kejadian tiba tiba hari ini.

"Keken!" Panggilnya.

"Nadia !?" Seruku. Nadia adalah teman sekolahku waktu SMA. Lebih tepatnya mantan pacarnya Kenzo, namun setelah lulus, entah kemana dia berada, hilang bak ditelan bumi.

"Keken" Nadia memelukku sangat erat, ya tentu saja ! Belasan tahun tak bertemu, dan rupanya dia belum tau kabar tentang Kenzo yang telah meninggal dunia.

"Ii iyaa Nadia, maafkan aku. Jangan begini, ini di kantor , tidak enak dilihat" Sergahku melepas pelukan Nadia.

"Maaf Keken. Aku merindukanmu, sangat merindukanmu, beruntung aku di sini bertemu denganmu. Aku bahagia sekali" Ucapnya bahagia. Binar matanya memancarkan aura yang menyenangkan.

"Iya, kau dari mana saja selama ini Nadia ? Dan kau agak berbeda. Lalu kenapa kau ada di sini ?" Tanyaku.

"Aku melamar pekerjaan, yah apa saja tadinya mau jadi OG, tapi aku ditawari di bagian tandon, menggantikan rekanmu yang naik jabatan itu. Selama ini aku menghilang tidak ada kabar, karena aku pergi ke luar negri Keken, kau tau kan aku harus bayar hutang karena ayahku menjual tanah tanpa sepengetahuanku dan ibu pada bibi. Jadi aku mengangsurnya dengan cara kerja di Taiwan" Jawabnya panjang lebar.

"Yaa selamat datang kembali" Sahutku datar.

"Oh ya Keken, matamu itu, eemm maaf apa kau operasi ?" Tanyanya menatapku. Aah aku kan jadi kikuk !

"Emm iya benar aku operasi" Jawabku. Nyatanya memang aku operasi bukan ?

"Tidak apa apa, kau tidak operasi juga aku menerimamu apa adanya Keken, aku mencintaimu selalu" Ucapnya. Aku tidak tega menyampaikan kejadian sebenarnya. Pastilah Nadia amat terpukul.

"Terimakasih Keken" Sahutnya senyum.

Baiklah, aku mencoba menerima semuanya, nanti kupikirkan kembali cara menjelaskan pada Nadia. Aku memulai pekerjaan dengannya.

Jam makan siangpun tiba. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat dan aku memang sangat lapar.

"Keken, kita makan di kantin yuk" Ajak Nadia.

"Emm iya kau duluan saja, aku masih membereskan ini" Jawabku bohong.

"Kan aku belum mengenal banyak dengan orang orang di sini, di temenin kamu yah" Pintanya dengan gelayut manja padaku.

"Justru itu kau harus banyak mengenal mereka" Jawabku.

"Kenzo" Panggil Ruminah yang matanya membulat melihat Nadia tengah melendotku , dengan posisi nadia berdiri dan aku duduk.

"Aahh Ruminah" Sahutku.

"Ooh ini Ibu Ruminah ? Sepertinya masih muda ya, perkenalkan Bu, saya Nadia." Nadia menyalami Ruminah.

"Keken ?" Ruminah mempertegas.

"Oh ya Kenzo, ini panggilan sayangku, eeh maaf Bu" Nadia menjelaskan dengan malu malu dan gembira.

"Panggilan sayang ? Kalian ini , pacar ?" Tanya Ruminah makin mempertegas.

"Betul bu" Jawab Nadia.

Mampus ! Air muka Ruminah terlihat begitu jelas memendam amarah dan kekecewaan.

"Kalau begitu saya cuma mau naro dokumen ini ke Kenzo. Maaf ya saya mengganggu kalian" Tukas Ruminah seolah olah kami tidak saling dekat.

"Ooh Pada ngumpul Nih" Imbuh Martina yang tiba tiba datang.

SAMPAI AKHIR HAYATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang