EPISODE 8

2 0 0
                                    

SAMPAI AKHIR HAYAT

EPISODE 8

Setelah dua hari aku opname karena aku diare dan keracunan, aku belum sepenuhnya pulih, namun aku harus bekerja kembali , tidak enak jika harus ijin terlalu lama.

"Ruminaaahhhh !! Ruminaaaahhhh !! " Teriak Pak Yudha berhambur ke arahku saat aku masih di lobi.

"Ya Pak, kenapa pak ?" Tanyaku panik.

"Kamu ini bodoh atau tolol hah !!! Bisa bisanya kamu membuat surat aja salah ! Kamu tau ? Harusnya ditulis dalam BL Original ini di sini namanya Yudha Mahardika dengan Revan Julio ! Kenapa kamu bisa salah tulis di sini Revan Junaedi ?! Kamu tau ini surat dengan kertas original dari PT Adi Berdikari !! Gara gra kesalahan kecil seperti ini, dia membatalkan tender dengan kita ! Dasar bodoh ! Gak bisa kerja kamu ya" Sungut Pak Yudha. "Saya kecewa ! Saya tidak percaya lagi denganmu Ruminah !" Sumpah serapah dia ucapkan dan memaki makiku di depan banyak orang. Semua melihatku tengah menangis. Membantahpun percuma. Memang ini salahku tidak mengecek lagi surat yang tiba tiba saja sudah terprint dengan sendirinya itu. Aku berlalu ke meja kerjaku.
Aku tutup wajahku dan menangis. Paj Yudha benar benar hilang kepercayaan padaku. Dan rasa maluku saat menjadi tontonan pasang mata banyak orang.

"Menangis sepuasmu. Semua itu tidak akan kembalikan keadaan" Ucap Kenzo sambil mengibas kibaskan surat original yang sama persis dengan yang tadi Pak Yudha pegang.

"Kenzo ? Itu kertas BL originalnya kan ?" Tanyaku mendesak. BL adalah Bill of Lading, surat keterangan barang .

"Tentu saja" Jawabnya senyum. Aku pun senyum, berdiri dan meraihnya. Rupanya Kenzo memilikinya dan akan menolongku.
"Tapi bukan untukmu" Jawabnya sinis.

"Kenzo ku mohon kembalikan" Pintaku.

"Kenapa ? Ada apa di kertas ini ? Berapa imbalan yang kau dapat dari sini ?" Tanya Kenzo mata menyipit.

"Kenzo, dengarkan aku. Demi Allah Kenzo, kali ini aku hanya ingin kembalikan kepercayaan Pak Revan untuk Pak Yudha , dan Pak Yudha padaku. Aku hanya ingin itu Kenzo" Jawabku memelas.

"Jika aku tidak ingin bagaimana ?" Tanyanya seraya mengambil korek lalu dengan cepat membakar BL original itu. Hatiku lemas.

"Kenzo" Lirihku menatapnya.

"Kau mau kepercayaan ? Kau akan tau arti kepercayaan setelah ini" Ucapnya.

"Kenzo. Apa kau puas sekarang ? Apa kau bahagia melihatku seperti ini !!?" Tanyaku membentak.

"Yaa tentu saja !! Ini yang aku mau ! Ini yang aku inginkan ! Tapi belum puas ! Tentu saja belum tuntas !" Balasnya bentak.

"Apa lagi yang kamu mau ? Apa lagi yang aku lakukan ? Kehidupanku ? Kematianku ? Hah ? Apa lagi ?" Tanyaku putus asa. Aku hanya bisa menangis, terkulai lemas dengan duduk mmeluk kedua kakiku, membenamkan kepalaku diantara lututku ini. Mengadukan hal ini pada siapapun tidak akan membuat semua percaya padaku. Percuma saja. Apa lagi Pak Yudha. Apa lagi aku tak memiliki bukti kuat apapun meski kejadiannya di depan mataku.

"Mauku ? Kau mau tau ya ?" Ucapnya dengan tangan kanannya menarik daguku pelan. "Jangan menangis, nikmati saja , ikuti permainanku !" Lanjutnya.

"Kamu penjahat Kenzo" Lirihku menatapnya lekat. Dia hanya senyum.

Ya Allah, kenapa Kenzo menyakiti aku ? Apa salahku ? Apa aku harus keluar dari dari sini ? Tidak ! Aku tidak boleh menyerah ! Aku harus membuktikan bahwa aku tidaklah bersalah.

"Baiklah Kenzo. Aku ikuti mainmu, aku juga akan ikut berperan dalam permainanmu ini" Ucapku mulai semangat dan kembali bekerja. Meski hatiku masih hancur. Aku tidak boleh lemah di depan Kenzo.

SAMPAI AKHIR HAYATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang