EPISODE 19

3 0 0
                                    

SAMPAI AKHIR HAYAT

EPISODE 19

Seperti biasa, setiap harinya aku selalu membawa bekal dan masak untuk Kenzo. Hari ini aku masak spesial, ayam woku yang sedari seminggu lalu aku belajar masak ini, sampai sampai orang rumah amat bosan mencium aroma ini, namun aku merasa ini baru masakan sempurna, masakan yang ke enam kali. Kuhampiri dengan leluasa Kenzo ke ruangannya karena entah kenapa pacar aspalku , Yudha tidak juga datang hari ini, pun dengan Sisil.

"Kenzo" Panggilku. Aku amat kaget ketika aku tengah memergoki ada wanita melendot dengan asyiknya di pundak Kenzo.

"Aahh Ruminah" Sahut Kenzo

"Ooh ini Ibu Ruminah ? Sepertinya masih muda ya, perkenalkan Bu, saya Nadia." Nadia menyalamiku. Akupun membalas senyum dan salaman dengan terpkasa.

"Keken ?" Aku mempertegas.

"Oh ya Kenzo, ini panggilan sayangku, eeh maaf Bu" Nadia menjelaskan dengan malu malu dan gembira.

"Panggilan sayang ? Kalian ini , pacar ?" Tanyaku makin mempertegas.

"Betul bu" Jawab Nadia.

Deg ! Hatiku amat sakit ! Bagaimana mungkin Kenzo melakukan ini, selama ini aku berbunga bunga mendambakannya adalah kesalahan. Ciuman pertama yang dia curi dariku, nyatanya dia memiliki kekasih. Sakit !!!

"Kalau begitu saya cuma mau naro dokumen ini ke Kenzo. Maaf ya saya mengganggu kalian" Tukasku seolah olah aku dan Kenzo tidak saling dekat.

"Ooh Pada ngumpul Nih" Imbuh Martina yang tiba tiba datang.

"Martina ayo makan sama aku, di ruanganku" Titahku. "Ajak Nuzul juga" Imbuhku. Martina dan aku berlalu, ku ajak Martina tidak ketinggalan Bang Nuzul ke ruanganku. Toh sedang tidak ada Yudha.

"Kau kenapa Rum ? Makan sampai begitu lahap, minum begitu tadas ? Apa kerjaanmu banyak ?" Tanya bang Nuzul saat masih makan.

"Kamu cemburu sama Kenzo ya?" Tanya Martina.

Aku sudah selsai makan. Aku makan dengan cepat. Aku tak menjawab pertanyaan kedua kakakku. Anggap saja kakakku. Mereka tentu paham denganku tanpa aku harus mengatakan.

"Sabar Ruminah, Entah kenapa aku merasa itu bukan pacarnya" Ujar Martina.

"Mana mungkin ? Jelas jelas tadi dia memperkenalkan dirinya sendiri begitu" Sahutku dengan suara serak.

"Hmm ya begini saja, kamu tanyakan langsung pada Kenzo, apa mau abang tanyakan ?" Tawar Bang Nuzul.

"Sudah lah Bang. Aku enggan melihat apa lagi menggali lebih dalam lagi tentang Kenzo" Jawabku.

"Ya udah, yang tenang yaa. Kalo kamu kaya gini nanti malah berantakan semua, kamu juga musti tanggung jawab dengan kerjaanmu Naura" Ucap banh Nuzul.

"Naura ?" Seruku dan Martina bersamaan.

"Eeh hehe maaf yaa , Naura itu kembaranku, dia mirip banget sama kamu Rum" Jawab Bang Nuzul. Aku bahkan sedang sangat tidak mood membahas topik ini.

Hening, jam istirahat usai. Martina dan bang Nuzul sudah pergi dari singgasanaku. Ruangan mewah milik Yudha.

Aku lihat schedule hari ini. Jam setengah dua siang, akan ada meeting dengan Pak Hari. Ya Allah , aku belum pernah meeting.

Saat meetingpun melanda. Aku bahkan tidak berani mengambil keputusan, biar ku rekam saja pembicaraan mereka , lalu ku kirim pada Yudha.

Sampai sore pula, notifikasi waktu ashar berbunyi di hapeku. Saat aku mau keluar dan ambil wudhu Yudha muncul dengan wajah yang tegang. Kenapa dia ?

"Ruminah" Panggil Yudha

"Ya Mas" Sahutku

"Kamu kenapa ?" Tanyanya agak panik.

"Kamu yang kenapa ? Dari mana aja kamu mas ? Aku wa gak di read, alu telfon gak diangkat, untung tadi meeting aku didampingi Pak Hari, bahkan Sisil pun tidak ada ! Aku keteter Mas , dan kamu baru ke kantor tanpa memberi kabar!"  Bentakku padanya. Aku bahkan berkali kali mengirim pesan padanya dan panggilan yang tak terjawab.

"Maaf sayang yah, Mas ada urusan tadi gak sempet bilang sama kamu" Ucapnya dengan lembut. Aku rasa saat ini pacar aspalku sudah mulai masuk perangkap.

"Ya" Jawabnya datar. Aku kalut dengan pikiranku tentang Kenzo. Apa aku pacari saja Yudha ? Aahh jangan dia lelaki jahat.

"Sayang mau makan apa?" Tanyanya membujuk. Aku hanya mengeleng, aku bahkan tidak mood apa apa , aku hampir tidak bisa menhendalikan rasa cemburuku.

"Tau ah Mas ! Jangan tanya tanya ! Aku kesal ! Sangat kesal !" Tukasku dengan terisak. Kulampiaskan amarahku pada Yudha namun sama sekali dia tidak marah.

"Maafkan Mas Ruminah, maaf yaa . Sekarang sayang mau minta apa ?" Tanyanya lagi sambil melihat wajahku.

"Aku benci Mas ! Aku benci !" Ucapku nada tinggi.

Dert ! Dert ! Hapek Yudha berbunyi . Benar saja Pak Hari mengajaknya meeting. Baguslah pergi saja yang jauh.

Setelah selesai kerjaan aku pulang dengan langkah gontai. Ingin segera berlalu namun Kenzo mencegahku. Seperti jin yang muncul tiba tiba, lalu membawaku pergi ke rumahnya.

Betapa tetkejut aku ketika Kenzo menceritakan siapa identitas dirinya. Firanda, ya itulah dia. Malam ini begitu indah saat dia menyatakan cinta padaku.
Wajah kami sangat dekat, tidak ada jarak, dan malam di mana saat mati lampu di ruangan mewahnya itu terulang lagi. Firanda..bersamamu aku merasa sangat nyaman. Tetaplah seperti ini sampai akhir hayat.

Dert ! Dert ! Hapeku bergetar. Ada yang menelfon. Ghofar ? Tumben sekali dia menelfonku ?

"Halo Rum, Assalamu'alaikum" Ucap Ghofar di sebrang sana.

"Wa'alaikumussalam, Ghofar ada apa ?" Tanyaku penasaran.

"Cepatlah ke sini , ke Rumah sakit Amanda Cinta, nanti aku kasih tau ruangannya, Nanti aku ijinin ke Abbah dan Ummah ya" Katanya dengan suara agak tersengal.

"Baiklah, aku segera ke sana" Jawabku. Tit ! Kumatikan telfonnya.

"Kenapa amore ?" Tanya Mas Firanda dengan panggilan sayang.

"Mamas, antar aku ya sekarang ke rumah sakit Amanda Cinta" Titahku.

Tanpa menunggu apapun kami segera berangkat ke rumah sakit. Ada apa Ghofar ingin menemuiku ?

SAMPAI AKHIR HAYATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang