EPISODE 23

2 0 0
                                    

SAMPAI AKHIR HAYAT

EPISODE 23

Pagi ini, aku siapkan sarapan untuk seisi rumah. Kamipun makan bersama.
Lu lihat Mas Yudha amat lahap menyantap masakan Ummah, rona wajahnya terlihat amat bahagia ketika sesekali bercengkerama dengan kami. Mas Yudha, adakah sebenarnya kebaikan di hatimu ? Ku lihat untaian senyuman manis di wajahnya saat bahagia seperti ini.

"Bah , Mah, kami pamit ya" Ucap Mas Yudha pada orangtuaku, karena akan membawaku ke rumah mertuaku.

"Hati hati Ya , Abbah dan Ummah selalu mendoakan kalian dari sini" Sahut Abbah.
Kamipun berangkat, membawa oleh oleh dari Ummah banyak sekali. Ada jamu, ada bumbu instan buatan Ummah, ada jajanan camilan kesukaanku. Ku bawa buah tangan ini ke rumah mertuaku.

Jarak lima jam perjalanan, kamipun sampai. Rumah ornamen klasik, bersih rapih tapi barang barangnya mewah.

"Assalamu'alaikum" Ucapku dan Mas Yudha. Tapi tidak ada yang menjawab. Mas Yudha menutunku ke kamar utama dekat halaman samping.

"Ayah" Mas Yudha berhambur pada lelaki seumuran Abbah. Dia hanya senyum, tak bergerak dan di kursi roda.
"Aayaahhh, Yudha sudah tepati janji, akan membawa istri salikha, ini sitriku Ayah" Ucap Mas Yudha dengan air mata berlinang. Ayah mengangguk dan ikut menangis serta mengelus kepala Mas Yudha yang tertunduk. Rupanya tangan kanannya masih berfungsi.
Kusalami dengan takzim ayah mertuaku. Dia juga mengelus kepalaku.

Sekitar limabelas menit kami berada di kamar.

Lalu aku keluar kamar dengan Mas Yudha dan menaruh bawaanku di kamar samping kamar Ayah.

"Mas, mana Bunda dan yang lain ?" Tanyaku.

"Nanti mereka datang" Jawab Mas Yudha.

"Sedari tadi Ayah sendirian ? Belum makan dong pasti, aku masak dulu ya Mas" Ucapku bergegas ke dapur. Ku ganti pakaianku dengan daster pemberian dari Ghofar. Dia memberiku selusin daster mahal. Dia masih ingat aku suka memakai daster.

Aku beranjak ke dapur. Ada seorang wanita , kuperkirakan usianya sekitar 32 an.

"Assalamu'alalikum Kak" Ucapku.

"Wa'alaikumussalam.Cari siapa ?" Tanyanya santai.

"Saya Ruminah Kak, istrinya Mas Yudha" Aku menyalaminya.

"Oh, udah nikah. Aku Tantri, kakaknya Yudha" Dia juga mengulurkan tangannya.
Kenapa mereka tidak kaget , atau paling tidak memberi selamat padaku atas pernikahan kami ?

"Saya mau masak Kak Tantri" Ucapku.

"Ya masak aja. Yang banyak , yang enak" Sahutnya masih membaca majalah tanpa menatapku.

Aku bergegas memasak lodeh , membuat sambal dan bakwan jagung. Kak Tantri masih membolak balikkan majalah tanpa basa basi membantuku sedikitpun.

"Oohh babu baru" Ucap lelaki yang tiba tiba datang. "Eeh bikinin kopi dong" Titahnya.

"Baik kak" Sahutku.

"Panggil kak ! Sok akrab kamu ! Saya anak Sulung di sini ! Panggil Tuan Javir" Bentaknya. Ya Allah seram sekali dia.

"Bininya Yudha itu" Ucap Kak Tantri.

"Hah ? Pulang ke sini tuh bangke haram ?" Ucap Lelaki yang namanya Javir itu. Sangat kasar.

"Oohh mungut di mana si Yudha cewe kampung ?" Kata Kak Javir mendekatiku melihatku dari atas ke bawah.
Aku hanya diam , melanjutkan membuat kopi dan sembari masak.

"Apa honey ?" Datang lagi wanita sepertinya sebaya dengan Kak Tantri.

"Liat nih !Bininya di anak sialan itu haha" Jawab Kak Javir.

SAMPAI AKHIR HAYATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang