Prolog

4.6K 529 16
                                    

"Aku tidak bisa meninggalkannya..." ucap seorang pria dengan wajah frustasi. Berulang kali pria itu mengacak rambut pendeknya dan menatap penuh permintaan maaf pada seorang wanita yang menangis segukan sejak tadi. Sebagai seorang pria, tentu saja dia merasa sangat bersalah mendengar tangis segukan dari wanita yang pernah dia janjikan sebuah kebahagiaan.

"Kenapa? Kenapa kamu tidak bisa meninggalkannya?" tanya si wanita dengan suara serak karena kebanyakan menangis.

"Aku... aku hanya tidak bisa melakukannya." Ucap si pria itu berusaha bersikap tegas. Dia tidak bisa mengarang alasan apapun atas keputuan yang diambilnya, karena meninggalkan wanita itu adalah keputusan yang harus dia buat.

"Kenapa? Kamu bilang tidak mencintainya dan hanya mencintaiku, tapi kenapa... kenapa kamu tidak bisa meninggalkannya untukku?" tanya si wanita dengan nada yang menyedihkan membuat si pria semakin frustasi mendengarnya.

"Kamu bilang kita akan bahagia bersama karena kita saling mencintai, tapi kenapa? Kenapa kamu tidak bisa meninggalkannya?" tuntut si wanita dengan nada yang sangat sedih. Wanita itu memukuli si pria yang duduk dihadapannya dengan frustasi.

Si pria memilih untuk tidak menjawab, pria itu memalingkan muka dan bangkit dari posisi duduknya. Pria itu memilih bersikap kejam pada cinta lamanya yang kembali tumbuh di waktu yang salah. Sebagai seorang pria dia harus tegas dengan keputusannya. Ini bukan hanya tentang cintanya tapi juga tentang perasaan banyak orang yang harus dilindunginya.

"Aku sudah menyiapkan semuanya untukmu, hiduplah dengan baik dan lupakan semua yang terjadi diantara kita." Ucap Si pria menyimpan sebuah tas di hadapan si wanita dan berlalu begitu saja tanpa berbalik lagi.

"Apa ini kembali tentang masalah status?" tanya si wanita bangkit dari posisinya dan memandang punggung pria itu. Untuk sejenak pria itu menghentikan langkahnya, tapi hanya beberapa detik saja pria itu kembali melanjutkan langkahnya tanpa berbalik lagi. Sekalipun si wanita berteriak frustasi memanggil namanya, dia tetap memantapkan langkahnya untuk pergi.

Sementara si wanita menangis sendirian karena kisah cintanya yang berakhir. Di tempat lain seorang wanita sedang tersenyum bahagia dikelilingi oleh orang-orang yang mencintainya. Wanita itu tersenyum lebar, raut bahagia tergambar jelas di wajahnya yang masih terlihat pucat. Semua orang bergantian memeluknya memberi selamat atas kebahagiaan yang wanita itu dapatkan. Wanita itu sedang bahagia, ditambah kehadiran orang-orang yang dicintainya berada disisinya, membuat kebahagiaannya semakin terasa sempurna.

Dengan wajah cantik, latar belakang keluarga yang luar biasa, berkat yang dia dapat hari ini menyempurnakan kehidupannya. Wanita sangat bahagia, dia tidak pernah berpikir jika kebahagiaannya hari ini adalah kesedihan untuk wanita lain di luar sana.

Hidup memang kadang seironis itu, terkadang ada dua orang yang memiliki nasib berbeda di waktu yang sama. Seperti apa yang terjadi pada dua wanita yang bernasib berbeda sekalipun mereka terikat benang takdir yang sama. Siapa yang salah? Tentu saja tidak ada yang salah karena setiap orang punya waktu mereka masing-masing. Termasuk waktu semua perasaan itu jungkir balik seketika, hanya dalam hitungan menit saja.




HAI...HAI..HAI...

Aku kembali dengan cerita baru...

Cinderella, Adakah Cinta Tanpa Air Mata?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang