6 - Dia Baik

104 67 14
                                    

Happy reading!

***

Mirza

Nad, nanti gue jemput lo ke rumah ya.

Ini masih jam tujuh pagi, dan makhluk bernama Mirza itu sudah menggangguku. Oh, ya Tuhan. Sepertinya semenjak aku mengenalnya hidupku nggak tenang.

Mau ngapain?

Kan hari ini kerkom jam 9.

Iya gue tau, cuma lo ngapain jemput gue ke rumah segala?

Gue mau berangkat bareng lo wkwk.
Lo nggak mau bareng gue emang?

Aku diam. Gimana ya?

Hari ini ada Mama gue di rumah.

Lho emang kenapa? Mama lo nggak ngebolehin lo boncengan sama cowok?

Bentar deh ya, gue ijin dulu.

Sebenarnya aku agak ragu meminta ijin pada mamaku. Karena 99% kemungkinannya mamaku nggak akan mengijinkan. Tapi, sepertinya dicoba dulu nggak apa-apa.

Aku menghampiri mamaku yang sedang duduk di sofa, di depan TV yang menyala, namun tatapannya diarahkan ke arah ponsel yang ada dalam genggamannya. Emak-emak jaman sekarang memang sukanya begitu.

“Ma,” panggilku pelan, kemudian duduk di sebelahnya.

“Hm?” Dan mamaku cuma bergumam seadanya.

“Hari ini, kan, Kakak mau kerkom. Nah, temen Kakak ada yang ngajakin berangkat bareng. Boleh nggak?”

Mamaku, yang tadinya sedang sibuk dengan ponselnya, langsung menatap ke arahku. “Temenmu? Yang kemarin itu? Cowok, ya?”

Aku diam saja.

Karena aku nggak menjawab, mamaku jadi menyimpulkan sendiri. “Dia suka sama kamu kali, Kak.”

Aku tetap diam. Untungnya aku masih bisa mengendalikan diriku agar tetap tenang, nggak gugup, apalagi salah tingkah.

“Nggak usah lah, Kak. Besok Mama pesenin ojek online aja.”

Aku menghela napas. Sudah kuduga. Pasti mamaku nggak mengijinkan.

“Kalo dia nekat mau jemput kamu, suruh dia ke rumah, ngobrol sama Mama dulu, ngobrol sama Papa dulu. Orang baru kok udah macem-macem.”

Aku meringis. Duh, mamaku jadi makin aneh saja.

“Ya udah, Kakak ke kamar dulu, ya, Ma.”

Mamaku nggak menyahut, ia kembali sibuk dengan ponselnya, mungkin menanggapi orderan yang mulai masuk. Mamaku memang suka jualan online.

Karena mamaku nggak menanggapi ucapan pamitku, aku memutuskan untuk langsung beranjak ke kamar dan mengabarkannya pada Mirza.

Za, gue nggak diijinin sama Mama gue.

Yah.

Axiomatic (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang