4 - Awal

133 67 21
                                        

Now Playing : Awas Jatuh Cinta – Armada (Cover by Hanin Dhiya)

Happy reading!

***


“Kak, besok tanggal delapan Juli, Om kamu ngajak kita ke Dufan,” Mamaku memberi informasi.

Ceritanya begini, kemarin tanggal lima Juli, Omku yang dari Banjarnegara datang ke Jakarta. Kebetulan, Nenek dari Om dan Papaku tinggal di Jakarta, dekat dengan tempat tinggalku. Jadi, kedatangan keluarga Omku kesini adalah untuk mengunjungi Nenekku, Ibunya, sekaligus liburan di Jakarta.

Aku, yang tadinya sedang sibuk bermain handphone, langsung menoleh ke arah Mama dan menyunggingkan senyum senang. “Asik dong,” aku bersorak. “Siapa aja yang ikut?”

“Ya, biasa. Kita berempat sekeluarga, Om kamu berempat sekeluarga, sama Eyang Putri.”

Nggak salah lagi, Eyang Putri adalah panggilanku untuk Nenekku.

Aku hanya ber-oh panjang. Sekarang tanggal tujuh Juli, jadi berarti besok aku akan ke Dufan. Senangnya. Lebih baik aku mempersiapkan bajuku untuk besok. Kan, lumayan. Dufan itu punya banyak spot bagus untuk foto. Dan untuk menghasilkan foto yang bagus, selain diedit, baju yang bagus juga bisa mendukung kualitas fotonya. Ya sudah, lebih baik aku menyiapkan baju sekarang.

***

Aku menguap, rasanya aku masih mengantuk. Jam tiga pagi aku sudah harus bangun. Mandi dan siap-siap. Setelah selesai, barulah mobilku -baiklah, ralat, maksudku, mobil Papaku- dan mobil Omku berangkat jam setengah lima pagi.

Aku menghela nafas sambil mendudukkan diri di atas kursi mobil. Tadinya berniat untuk tidur lagi. Tapi kuurungkan. Aku memutuskan untuk membuka handphoneku terlebih dahulu.

Ketika aku menscroll chat di handphoneku, ada satu notifikasi yang menarik perhatianku. Dari nomor yang nggak kukenal.

+62 895-xxxx-xxxx

Halo
Wahai makhluk planet bumi

Aku mengernyit, bingung. Aneh banget, sih, ini orang, batinku.

Ketika aku melihat username-nya, aku terbelalak. Ini si cowok menyebalkan itu, Mirza. Pantas saja isi chatnya nggak jelas.

Ini siapa?

Pertanyaanku yang, 'Ini siapa?' memang nggak ada faedahnya, karena sebenarnya aku sudah tau dia siapa. Tapi nggak apa-apa, deh.

Aku berpikir, kira-kira dia dapat nomorku dari mana. Tapi, ah, siapa lagi kalau bukan dari Lily? Pasti Lily yang memberikan nomorku pada Mirza.

Ceklis satu. Kutebak, mungkin cowok ini masih tidur. Dan dari pada aku menunggu balasannya, lebih baik aku melakukan kegiatan lain; mengomeli Lily.

Aku langsung mencari kontak Lily dan mengiriminya chat.

Lily


LY, NGAPAIN KAMU NGASIH KONTAK AKU KE COWOK NGGAK JELAS ITUUU?

Dan kebetulannya, dia langsung membalas. Wah, fast respon sekali.

Dia yang maksa, Nad.

Kan bisa ngotot bilang enggak, Lyyy.

Nggak enak lah akunya.
Ya udah, maaf ya...

Axiomatic (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang