Now Playing : Let's Not Fall In Love - BIGBANG (English Version Cover by Ng Cal-ly)
Happy reading!
***
Hari ini aku berangkat ke sekolah dengan Lily, teman SMP-ku. Tapi dia gugus lima, bukan gugus dua. Dia yang baik -walau sebenarnya menyebalkan-, menjemputku di rumah dan mengantarku sampai sekolah. Kebetulan, hari Sabtu ini ia juga ada kerja kelompok dengan anggota gugusnya. Jadi, kita memutuskan untuk berangkat bersama.
"Hari ini Van ikut kerkom juga nggak, Ly?" tanyaku. Aku baru ingat kalau Van satu gugus dengan Lily.
Lily tertawa. "Lho? Aku kira kamu udah lupa sama Malik. Karena sekarang, kan, udah ada Mirza, ya nggak?" Ia menyeringai.
Aku terbelalak. "Ya nggak gitu lah!" bantahku. "Kan aku sama dia udah tiga tahun temenan. Lagian Mirza juga bukan siapa-siapa aku."
Lily tersenyum. Tapi tak lama ia bicara lagi. "Kamu udah baper, ya, sama Mirza?"
Aku terbelalak. "Kok nanya gitu, Ly?"
Lily terkekeh. "Kamu nggak tau ya? Mirza kalo nge-chat aku itu cuma buat ngomongin kamu doang, nanyain kamu doang."
Aku balik terkekeh ke arahnya. "Ya itu, kan, Mirza, Ly. Bukan aku."
"Mirza juga pernah nge-screenshot chatan kamu sama dia. Dan kayaknya kamu welcome aja gitu sama dia."
Aku merutuki Mirza dalam hati. Anak itu menyebalkan. Harusnya dia minta ijin dulu padaku kalau mau men-share chat kami. Itu, kan, privasi.
Aku mengangkat bahu, mencoba untuk terlihat tak acuh. "Aku welcome ke dia sebagai temen aja, Ly. Ya kali, ada orang yang mencoba baik sama aku tapi nggak aku tanggapin."
"Dia juga bilang katanya nanti kamu mau pulang bareng dia."
Ah, Mirza sudah benar-benar keterlaluan kali ini. Dan Lily juga. Untuk apa dia seikut campur ini?
"Emangnya kalo aku pulang bareng sama cowok itu berarti aku baper sama cowok itu, ya?" tanyaku dengan nada kesal.
"Nggak juga, sih, Nad. Tapi, kan, kamu nggak pernah pulang bareng selain sama Malik."
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. "Nggak ada hubungannya, Ly." Kemudian aku menatapnya. "Kamu sama aku juga pulang bareng cowoknya banyakan kamu, kan? Coba, siapa aja yang nganterin kamu pulang? Indra? Akbar? Adi? Terus sama mantan kamu itu?" Aku menghembuskan napas kasar. "Bahkan sama Mirza aja kamu pernah pulang bareng, kan?"
Ketika melihat perubahan raut wajah Lily, aku baru tahu kalau yang aku katakan mungkin sedikit menyentil hatinya. "Oke, maaf, aku nggak maksud nyinggung kamu. Tapi kenapa kamu berpendapat kalo aku baper sama Mirza?"
Lily terdiam sejenak. "Dulu kamu sering banget ditawarin pulang bareng sama temen cowok kamu, tapi kamu nolak. Kamu milih nunggu Papa kamu walau jemputnya kadang lama banget. Ya, kan?"
Perkataan Lily memang nggak salah. Tapi aku masih punya alasan lain yang masuk akal untuk pulang bersama Mirza hari ini. "Hari ini rumah aku kosong, Ly. Mama, Papa, sama Naufal juga pergi. Buktinya, sekarang aja aku ngajak kamu berangkat bareng, kan? Nah, ya udah. Jadi aku terima aja tawarannya dia. Lumayan irit ongkos juga, kan?"
Lily menghela napas. Pasti dia skakmat. "Ya udah."
Kukira ia sudah selesai bicara saat itu, tapi ternyata belum. "Nad, aku nggak ngelarang kamu baper sama dia, tapi lebih baik kamu jangan baper sama dia," ia menarik napas. "Atau kalo misalnya sekarang kamu udah baper sama dia, jangan sampe sayang."
![](https://img.wattpad.com/cover/229246471-288-k159037.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Axiomatic (Telah Terbit)
Genç KurguNada Akeela Kirana, perempuan yang manis, namun sulit untuk membuat keputusan. Ia bersahabat dengan Malik Van Leonard, cowok cool yang kakek buyutnya orang Belanda, dari SMP kelas satu. Lalu ia bertemu dengan Mirza Mahendra, cowok paling menyebalkan...