11.WHAT?

257 150 333
                                    

HAPPY READING

***

Jam menunjukkan pukul setengah tiga sore, Rembulan membereskan buku-buku yang ada di atas mejanya dan memasukkannya ke dalam tasnya. Setelah selesai, ia pun beranjak keluar dari kelas XII IPA 1 untuk pergi menemui Nathan di parkiran.

Sedari tadi ia terus-terusan tersenyum. Dia sangat bahagia hari ini."Lan,"Panggil Thania yang berdiri tepat di belakang Rembulan. Karena merasa terpanggil, Rembulan berbalik. Rembulan menatap Thania dengan tatapan malas.

Mau apalagi sih- batin Rembulan.

Thania hanya tersenyum mendengar ucapan Rembulan. Walaupun ia tak mengucapkan secara langsung, tapi Thania paham. Thania tau Rembulan mempunyai perasaan lebih kepada Nathan. Dan Rembulan tak menyukai Thania jika terus-terusan dekat dengan Nathan.

"Iya Than?,"Ujar Rembulan tersenyum, seperti biasa.

"Em kamu udah mau pulang yah?,"Tanya Thania.

"Aku mau jalan bareng Nathan,"Ujar Rembulan bermaksud membuat Thania cemburu.

Rembulan berjalan maju mendekati Thania,"Em aku duluan yah than, Nathan pasti udah nunggu deh,"Ujarnya kemudian berlalu meninggalkan Thania.

Sekarang Rembulan sudah berada di parkiran. Ia melihat Nathan tengah sibuk berkutit dengan hpnya. Rembulan berjalan mendekati Nathan sembari bersenandung ria.

"Selamat siang bubu,"Sapa Rembulan.

"Lama lo,"Balas Nathan tanpa melihat ke arah Rembulan. Nathan masih sibuk berkutit dengan hpnya.

"Bubu lagi ngapain sih?,"Tanya Rembulan kemudian mengintip ke arah handphone milik Nathan.

"Jangan brisik, nanti gue kalah,"Ujar Nathan.

"Wah bubu lagi ngegame yah?,"Ujar Rembulan.

"Diem,"Titah Nathan.

"Ihh bubu galak amat sih, iya nih aku diem,"Ujar Rembulan kemudian memegang mulutnya agar Ia tidak terus berbicara.

***

Thania berjalan menuju gerbang sekolah dengan perasaan gundah. Baru saja ia merasa bahagia, tiba-tiba semuanya berubah. Mungkin ia memang tidak di takdirkan untuk bahagia.

Aku tinggal tunggu kabar jadiannya aja nih huft -batin Thania. Ia benar-benar merasa lelah dengan hidupnya.

Thania berjalan melewati Nathan dan Rembulan yang terlihat seperti sepasang kekasih yang sangat serasi. Ia berusaha untuk bersikap biasa-biasa saja.

"Than,"Panggil Nathan. Thania tiba-tiba menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Nathan.

Ish caper banget sih Thania- ujar Rembulan membatin.

"Maaf yah Nath, aku lagi buru-buru,"Ujar Thania. Nathan hanya mengangguk.

Jika boleh jujur, Thania sebenarnya sangat merasa risih dengan kemampuannya yang bisa membaca isi hati seseorang. Dia termasuk salah satu orang yang tidak enakan. Ia lelah terus-terusan mementingkan ego orang lain dari pada egonya.

Hari ini ia sangat lelah, jadi ia memutuskan untuk pulang naik kendaraan umum. Tak apalah harta kekayaannya sedikit berkurang.

Di sisi lain, Nathan merasa ada sesuatu yang terjadi dengan Thania. Nathan memutuskan akan menemui Thania setelah ini.

"Bubu, ngomongnya mau di mana?," Tanya Rembulan. Namun, Nathan sama sekali tak menimpali ucapannya. Ia hanya berjalan menuju motornya dan segera menaikinya. Tanpa di suruh, Rembulan juga segera menaiki motor Nathan.

NATHANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang