17.NATHAN KOMA

176 84 268
                                    

HAPPY READING

***

"Pegang tangan gue than,"Ujar Nathan panik sembari terus menarik tangan Thania agar tidak terjatuh ke dalam jurang. Keringat di dahinya mulai bercucuran akibat kegerahan. Di tambah malam itu sangat gelap, cahaya senter saja tak cukup untuk membantunya agar penglihatannya bisa jelas.

Thania memegang tangan Nathan dengan sangat erat, takut terjatuh. Ia pun perlahan menggerakkan kakinya agar menginjak apa saja yang bisa di injaknya di situ dan mulai naik secara perlahan.

"Pegang yang erat,"Ujar Nathan masih berusaha menarik tangan Thania.

Di sisi lain, Arga dan yang lainnya berusaha mencari bantuan. Rembulan sedari tadi terus-menerus menelfon ke nomor pak Roger, namun tidak ada sinyal.

"Lu makan apaan si, berat banget,"Ujar Nathan yang mulai merasa lelah menarik Thania, tangannya mulai sakit dan berwarna merah.

"Nath, tolongin aku, aku takut banget hiks,"Ujar Thania sembari menangis dan sesekali melihat ke bawah.

"Arga, cepetan woi,"Ujar Nathan memanggil Arga. Thania bisa saja terjatuh jika terus seperti ini.

"Bentar,"Ujar Arga yang masih sibuk mengigat akar-akar itu dengan erat untuk menjadikannya tali.

"Ri, ambil akar lagi,"Suruh Arga kepada Fahri, Fahri pun langsung segera pergi mengambil akar dan memberikannya kepada Arga.

Di sisi lain, Rembulan dan Inayah tengah berjalan menuju tenda untuk meminta bantuan.

"Nath, ini gimana, aku takut jatuh hiks,"Ujar Thania masih diiringi isak tangisnya.

"Lu ga bakal jatuh, pegang aja tangan gua yang erat, jangan lepasin."

Tuhan, apa udah saatnya aku pergi?, kalau ia aku ikhlas. Lagian aku tidak ada gunanya juga di dunia ini - Ujar Thania membatin, ia benar-benar tidak kuat lagi untuk bertahan. Tangannya terasa sangat pegal, di tambah dadanya yang mulai sesak.

"Nath, lepasin aja,"Suruh Thania.

"Ga, gua ga bakal lepasin,"Ujar Nathan berusaha memegang erat tangan Thania.

Thania berusaha melepaskan tangannya dari Nathan, namun Nathan terus saja memegangnya dengan erat.

"Lepasin nath!"

"Kalau gua bilang ga, ya engga. Lu ga punya kuping?!,"Bentak Nathan.

Bugh

Thania menarik tangannya dengan paksa yang membuatnya terjatuh bersama Nathan.

"N-nath,"Ujar Thania sembari memegang tangan Nathan.Tampak jelas ia melihat Nathan tengah tergeletak dengan darah yang terus mengalir di kepalanya. Kepalanya mulai pusing, perlahan semuanya tampak gelap.

***

"Kamu gapapa nak?"Tanya Sarah khawatir sembari terus menerus menanyakan keadaan Arga.

"N-nathan mah,"Ujar Arga sembari menunjuk Nathan yang tengah tergeletak tak berdaya di ruangan bernuansa putih itu dengan darah yang terus mengalir di kepalanya. Ia benar-benar merasa bersalah atas kejadian ini.

Maafin gua nath, gua udah gagal jadi saudara yang baik buat lu.

"Arghh,"Arga menjambak rambutnya frustasi.

"Hey, kamu kenapa nak? kamu gapapa kan?,"Tanya Sarah.

"Arga udah gagal jadi abang yang baik buat Nathan mah, Arga ga becus,"Ujar Arga kemudian terisak di pangkuan Sarah.

NATHANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang