14.JADIAN?

232 128 227
                                    

HAPPY READING

***

Semilir angin malam ini benar-benar menembus kulit seorang laki-laki yang tengah mengendarai motor itu, pikirannya kalut setelah mendengar dari Rembulan bahwa Thania tidak akan mengikuti acara perkemahan. Padahal tadinya ia sudah memikirkan bahwa ia akan bersenang-senang dengan Thania di sana.

Enak aja dia nggak ikut, entar gue uwu-uwuan sama siapa coba, ya kali sama mak lampir itu - Ujar Nathan membatin.

Nathan mengendarai motornya menuju kediaman Thania untuk membujuknya agar ikut perkemahan. Ia memarkirkan motornya di depan rumah Thania dan berjalan sendiri untuk membuka gerbangnya.

Saat ini Nathan sudah berada tepat di depan pintu rumah Thania, ia mengetuk pintu dengan cukup keras agar pemilik rumah mendengarnya.

Tok tok tok

Pintu terbuka menampakkan sosok Thania yang sedang memakai piyama bergambar bunga-bunga. Rambutnya yang terurai membuat ia tampak semakin cantik.

"Kamu ngapain tengah malam kesini?," Ujar Thania. Pasalnya sekarang sudah menunjukkan pukul 00.25, pada saat jam begini biasanya semua orang sudah tertidur pulas.

"Lo belum tidur?,"Tanya Nathan.

"Tadi udah mau tidur, tiba-tiba ada yang ngetuk jadi aku bukain,"Ujar Thania.

"Kamu kenapa ke sini malem-malem?," Tanya Thania lagi.

"Gue mau ngomong,"Ujar Nathan dan menyelonong masuk ke dalam rumah Thania begitu saja.

"Nathan,"Panggilnya.

"Apa?,"Ujar Nathan yang saat ini tengah merebahkan tubuhnya di sofa milik Thania. Walaupun kecil, setidaknya sofa itu cukup untuk di tidurinya sebentar.

"Kamu ngapain tidur disitu?,"Tanya Thania.

"Punggung gue pegel, mau mijitin?"Ujarnya sembari memegang punggungnya.

"Kenapa?,"Tanya Thania khawatir.

"Kalau nggak mau yaudah,"Ujar Nathan.

Nathan mengedarkan pandangannya ke seisi rumah Thania. Ia heran melihat rumah sebesar ini namun perabotannya bisa terbilang sangat sedikit.

"Buset, rumah segede ini isinya pada kemana?,"Ujar Nathan yang masih memandangi seisi rumah Thania.

"Udah aku jual, ya mau gimana lagi,"Ujar Thania.

"Gue nggak di tawarin minum?,"Tanya Nathan.

"Kamu mau ngomong apa sih?, cepet ngomong, ini udah tengah malem, nanti kalau ada tetangga yang liat terus salah paham,"Ujar Thania.

"Lah napa emang?, siapa tau abis ini kita di nikahin,"Ujar Nathan.

"Keluar Nathan,"Ujar Thania sembari menarik-narik tangan Nathan agar keluar dari rumahnya.

"Nggak usah narik-narik juga kali, gua bisa jalan sendiri,"Ujar Nathan lalu melepaskan tangannya yang tengah di tarik-tarik oleh Thania.

"Cepetan,"

Nathan mengentikan langkahnya," Kenapa nggak ikut kemah?,"Tanya Nathan.

"Aku harus ikut lomba,"Ujarnya berbohong.

"Lu bohong,"Ujar Nathan, dia bisa menebak gerak-gerik Thania saat ini sedang berbohong.

"Eng-enggak,"Ujar Thania gugup.

"Gue nggak mau tau, lu harus ikut,"Ujar Nathan.

"Nggak bisa Nathan,"

"Besok libur kan, gua jemput jam 9 pagi,"

NATHANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang